Ketika 526 rebana dipukul bersamaan di pelataran Alun-Alun Ponorogo. Iramanya menghentak, variatif, dan rancak. Suasana semakin bergelora tatkala para santri mengumandangkan sholawat dan penari sufi bergerak berputar-putar seolah tiada henti. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Lisdyarita ikut naik ke pentas untuk menabuh rebana, Selasa (2/8/2022) malam. Acara itu masih dalam rangkaian Festival Santri 2022 di hari kedua.
Jumlah 562 rebana menandai hari jadi Kabupaten Ponorogo yang berumur setengah milenium lebih. Kesenian musik rebana yang memiliki keterkaitan sejarah dengan masa penyebaran agama Islam di Jawa oleh Sunan Kalijaga itu juga dikenal dengan sebutan banjari. Ratusan santri dari sejumlah pondok pesantren di Ponorogo dilibatkan dalam Festival 526 Banjari tersebut.

Muhammad Ilham, ketua panitia Festival Santri 2022, mengungkapkan bahwa evennya mengusung semangat kolaborasi antara budaya dan santri. Yakni, dua kekuatan besar yang sengaja dipadukan selama gelaran Grebeg Suro 2022 dan Hari Jadi ke-526 Kabupaten Ponorogo. ‘’Kam juga menggelar pentas ketoprak santri dengan lakon Batoro Katong Winisuda di hari ketiga festival,’’ kata Ilham.
Menurut dia, nuansa religi berpadu kuat dengan budaya selama gelaran Festival Santri 2022. Panitia juga melombakan seni hadrah untuk anak-anak pada hari keempat festival, Kamis (4/8/2022). Lomba hadrah versi Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (Ishari) itu tidak lepas dari keberadaan alat musik rebana yang masuk ke Indonesia sekitar abad 15 Masehi. Perkembangan Islam memberikan pengaruh besar terhadap rebana. ‘’Hari kelima penutupan festival santri dimeriahkan musik religi Eni Sagita feat Cak Sodiq New Monata,’’ ungkapnya. (kominfo/fad/hw)