PUDAM Ponorogo Putar Otak Layani Kebutuhan Air Minum di Lima Kecamatan Tersisa

MEMBEDAH profil Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Ponorogo. Perusahaan penghasil air bersih yang berdiri sejak 30 tahun lalu itu mengandalkan 44 titik sumur dari delapan sumber mata air dan dua sumber air permukaan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 22.000 penerima layanan. PUDAM mampu menjangkau wilayah 16 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Ponorogo. ‘’Kami memiliki 13 kantor unit yang melayani 16 kecamatan itu,’’ kata Direktur Utama PUDAM Ponorogo Lardi kepada PNG.go.id.

Dia mengungkapkan bahwa layanan di lima kecamatan yang tersisa itu terkendala persoalan topografi dan ketersediaan jaringan pipa. Kondisi geografis Kecamatan Ngrayun dan Pudak yang berada di dataran tinggi, misalnya. PUDAM kesulitan mendapatkan sumber air. ‘’Baru 40 sampai 50 persen kebutuhan air di kecamatan setempat yang selama ini tercukupi,’’ ungkapnya.

Menurut dia, berbeda dengan pemenuhan kebutuhan air minum untuk warga di Sukorejo, Jambon, dan Sambit yang lebih condong ke persoalan tersedianya jaringan pipa. Butuh investasi cukup besar untuk membangun jaringan pipa agar air lewat keran tersalur ke rumah tangga. ‘’Kami sedang mengusahakan bantuan pembiayaan dari APBD kabupaten, provinsi, dan APBN,’’ jelas Lardi.

Dia menambahkan, sebagian warga di Kecamatan Jambon, Sukorejo, dan Sambit sudah mengajukan diri menjadi pelanggan. Eksploitasi air tanah membuat sejumlah desa di tiga kecamatan itu mulai mengalami kekeringan. PUDAM Ponorogo sedang merencanakan pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) dengan memanfaatkan air baku dari Waduk Bendo. ‘’Untuk Kecamatan Ngrayun menjadi pertimbangan tersendiri karena kalau mengambil air dari Bendungan Bendo harus menggunakan booster pump (pompa pendorong),’’ pungkasnya. (kominfo/win/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*