NYALA obor mengandung makna yang dalam. Lampu portabel yang mudah dibawa berpindah tempat (mobile) itu bermanfaat sebagai alat penerang di sepanjang sejarah. Parade 10 ribu obor ikut menandai peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Ponorogo pada Kamis (20/10/2022).
Puluhan ribu santri berbaur dengan masyarakat mengusung suluh yang terbuat dari bilah bambu itu dari empat penjuru. Mereka mengambil start berjalan kaki dari perempatan Tambakbayan, Jalan Ir Juanda, Jalan Yos Sudarso, Jalan HOS Tjokroaminoto hingga berkumpul di paseban Alun-Alun Ponorogo.
‘’Hidup itu penerang, nyala api di ujung obor juga menjadi simbol semangat, simbol kehangatan dan ketenangan batin,’’ kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ketika menyambut kedatangan peserta pawai obor itu. Rintik hujan senyatanya tidak menyurutkan antusiasme para santri yang mengacungkan obor menyala serta tetap melantunkan sholawat. Mereka berseragam hitam-putih dan para santriwati menambahkan aksesoris berupa bendera merah putih di kerudung.
Menurut Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko–, nyala obor juga merepresentasikan kobaran semangat para kiai tatkala memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Generasi muda wajib mewarisi nilai-nilai kebangsaan dalam kebhinekaan selama ini. ‘’Para santri sudah membuktikan mampu merawat keragaman dalam kehidupan berbangsa,’’ terangnya.
Terpisah, Imam Mahmudi, salah seorang pendamping, mengatakan bahwa anak didiknya langsung antusias ikut parade obor dengan peserta santri pondok pesantren dan murid madrasah diniyah. ‘’Baru pertama kali ini ada bupati yang melibatkan santri dan murid madin dengan jumlah besar dalam satu acara,’’ ungkap guru salah satu madrasah diniyah wustho yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam tingkat menengah pertama itu. (kominfo/fad/hw)