Langganan Longsor, PVMBG Sudah Tetapkan Zona Merah Lima Tahun Lalu

RATUSAN jiwa yang terdampak longsor di Desa Talun Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo memilih berdiam berdekatan dengan bukit. Bukan sekali dua bencana hidrometeorologi melanda pemukiman mereka. Namun, longsor yang terjadi Senin (24/10/2022) dini hari pukul 00.15 paling dahsyat. ‘’Kebanyakan warga sedang tidur,’’ kata Sumali, warga RT 4/RW 1 Dusun Putuk di Desa Talun.

Sumali yang kala itu masih terjaga mendengar gemuruh selama 15 menit. Material longsoran meluncur dengan cepat dan hanya berjarak 20 meter dari rumahnya. Hujan sebelumnya terus mengguyur mulai maghrib hingga isya. Sumali mencatat empat kali terjadi guguran tanah dari perbukitan. ’’Tapi tidak begitu besar,” ungkap Sumali yang memilih mengungsi ke rumah salah seorang saudaranya.

KRISIS: Sumali menunjukkan pusat longsor yang mengakibatkan aliran air bersih terputus total ke 50 kepala keluarga di DesaTalun, Ngebel, Ponorogo, Senin (24/10/2022).

Menurut dia, longsor mengakibatkan terputusnya jaringan pipa yang selama ini memenuhi kebutuhan air sekitar 50 kepala keluarga (KK) di lima rukun tetangga (RT). Penderitaan bertambah karena aliran listrik padam selama tiga hari dampak longsor yang melanda Desa Ngorogong. ‘’Yang kami butuhkan sekarang ini adalah air bersih, ” ungkap pemilik rumah yang paling dekat dengan titik longsor itu.

Sementara itu, Kepala Desa Talun Waroto mewajibkan para lansia dan balita yang selama ini tinggal di kawasan rawan longsor untuk mengungsi. Apalagi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah menetapkan Dusun Putuk dan Dusun Krajan sebagai zona merah bersamaan bencana besar tanah longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung, pada 2017 lalu. ‘’Kami sebenarnya sudah memrogramkan menanam tanaman keras di daerah rawan longsor tapi butuh waktu lama untuk tumbuh besar,’’ jelas Waroto. (kominfo/win/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*