Program Sekolah Serentak Jawab Problem Lulusan SD+2 Tahun di Ponorogo

HULUPIS kuntul baris; rawe-rawe rantas, malang-malang tuntas; rambate rata hayo-rambate rata hayo. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengusung semangat gotong royong itu dalam mengurai problematika di daerahnya. ‘’IPM (indeks pembangunan manusia) Ponorogo masih di angka 72,4 persen,’’ katanya dalam peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGR) ke-18 dan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-49 di balai Desa Tanjungsari Kecamatan Jenangan, Selasa (6/12/2022).

Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko—mengaku risau karena harapan lama sekolah penduduk berusia tujuh tahun di Ponorogo hanya sampai kelas IX SMP. Padahal, tingkat pendidikan amat menentukan mindset (pola pikir) seseorang. ‘’Ibu-ibu anggota PKK harus berperan mendorong anaknya untuk terus sekolah. Di negara maju, harapan lama sekolah penduduknya minimal SMA sederajat,’’ terang Kang Bupati.

Pihaknya mencanangkan sekolah serentak yang bakal menyentuh 2.100 peserta didik kelompok belajar paket B (setara SMP) dan paket C (setara SMA). Dengan begitu, rata-rata harapan lama sekolah di Ponorogo yang hanya SD plus dua tahun (SD+2) bakal tereduksi. Dimensi pengetahuan ikut menjadi tolok ukur IPM yang menggambarkan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dari sektor pendidikan. ‘’IPM sedemikian penting karena juga menjadi ukuran seberapa masyarakat memiliki harapan umur panjang dan hidup sehat, tingkat pengetahuan, serta standar hidup layak,’’ jelas Kang Bupati.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Ponorogo Susilowati Sugiri Sancoko mengungkapkan komitmennya dalam mendukung program dan kebijakan pemerintah. Apalagi, PKK yang merupakan gerakan nasional itu bertujuan memberdayakan setiap keluarga agar dapat hidup sejahtera, maju, dan mandiri. ‘’Program pokok PKK yang berjumlah 10 itu sudah mewakili semua sektor dalam pembangunan,’’ ungkapnya. (kominfo/fad/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*