ARSITEKTUR Masjid Jami’ Tegalsari, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, memukau Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Salah satu masjid tertua di Indonesia yang didirikan sekitar abad ke-18 oleh Kiai Ageng Muhammad Besari, seorang ulama kondang. Sosok Kiai Ageng juga berperan dalam babat Desa Tegalsari dan mendirikan pesantren Gebang Tinatar atau Pesantren Tegalsari.
Gubernur Khofifah berkunjung ke Tegalsari dalam Jelajah Masjid Legendaris di Jawa Timur sebagai rangkaian Safari Ramadhan, Senin (3/4/2023). Tegalsari memiliki nama besar. Sejumlah tokoh seperti Susuhunan Pakubuwono II (Raja Surakarta), Ronggowarsito (pujangga/sastrawan Jawa), Kiai Abdul Manan Dipomenggolo (pendiri Pesantren Tremas Pacitan) pernah menuntut ilmu sebagai santri maupun mendapatkan pengaruh dari Tegalsari. Bahkan, HOS Tjokroaminoto serta Trimurti, pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, merupakan keturunan dari silsilah Kiai Ageng Muhammad Besari.

Gubernur Khofifah mengatakan, Masjid Jami’ Tegalsari sangat khas dengan nuansa spiritual dan kultural. Kentalnya unsur budaya Jawa pada masjid ditunjukkan dengan 36 tiang kokoh dari kayu jati tanpa paku. Semua kayu jati tersebut dikuatkan dengan pasak kayu. Jumlah tiang mengandung arti jumlah wali songo (3+6=9) yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Sedangkan bentuk atap kerucut mengambarkan keagungan Allah SWT. Tidak hanya itu, kubah masjid terbuat dari tanah liat (sejenis gerabah) yang masih terjaga keasliannya hingga sekarang.
“Masjid Jami’ Tegalsari ini menjadi salah satu masjid tertua di Indonesia. Bahkan Masjid ini juga tercatat sebagai bangunan cagar budaya berdasar Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1992. Dari bangunannya kita bisa lihat bahwa nuansa budaya Jawa sangat kental. Dan ini menjadi salah satu masjid bersejarah di Indonesia,” kata Khofifah.
Unsur kekunoan masjid ini sangat terlihat. Dilansir dari laman warisan budaya kemendikbud, kekunoan arsitektur Masjid Tegalsari di samping dapat dilihat dari konteks dan keletakan, juga dari unsur fisik masjid yang lain. Seperti adanya pagar keliling yang mengitari kompleks masjid yang memisahkan daerah yang sakral dan propan. Halaman masjid terbagi menjadi tiga yang masing-masing memiliki arti atau tingkat kesakralan berbeda. Bagian yang paling sakral adalah mulai dari serambi hingga ruangan masjidnya
Menurut Khofifah, keberadaan masjid Jami’ ini erat kaitannya dengan sejarah dakwah Islam di masa itu. Dimana Tegalsari memiliki nilai sejarah dan semangat dakwah Islam yang besar. Sosok Kiai Ageng Muhammad Besari juga memiliki peran yang kuat. Pendiri Pondok Pesantren Tegalsari dengan ribuan orang santri.

‘’Kiai Besari memberikan ilmu syariat, akidah, tasawuf atau akhlak, hingga kesenian Jawa, khususnya sastra. Beliau zuriahnya (keturunannya) Subhanallah dari orang yang sholeh dan sholehah. Beliau bisa memberseiringkan bagaimana menjadi ulama dan jadi umarah. Kedalaman keilmuannya luar biasa,’’ terangnya.
Kompleks Masjid Tegalsari terdiri dari tiga bagian, yaitu Dalem Gede merupakan kerajaan kecil yang dulunya merupakan pusat pemerintahan. Kemudian sebuah masjid serta komplek makam Kiai Ageng Muhammad Besari.
Usai Sholat Tarawih, Gubernur Khofifah bersama Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko melakukan ziarah ke makam Kiai Ageng Muhammad Besari yang berlokasi di lingkungan Masjid Jami’ Tegalsari. Sebagai informasi, Kiai Ageng Muhammad Besari berasal dari Caruban, Madiun, Jawa Timur. Beliau wafat pada tahun 1773. Haulnya, diperingati tiap tahun pada bulan Dzulkaidah tahun Hijriah di Masjid Jami’ Tegalsari, Jetis, Ponorogo.
Makam Kiai Ageng Muhammad Besari ini menjadi salah satu objek wisata religi yang banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Ponorogo, tapi juga banyak peziarah yang datang dari luar kota.
‘’Sebelum ke Tegalsari, saya telah ke berbagai masjid legendaris mulai Masjid Jami’ Gresik, Masjid Agung Tuban, dan kemarin ke Masjid Jami’ Panembahan Somala Sumenep juga Masjid Sewulan Madiun. Masjid-masjid yang saya datangi sangat indah dan penuh dengan sejarah ke-Islam-an dan budaya yang kuat,’’ ungkap Khofifah. (tim kominfo)