HAFLAH Akhirussannah dan Purnawiyata MI Ma’arif Ngrupit, Jenangan, Ponorogo, berlangsung meriah. Dikemas dengan pengajian akbar oleh Kiai Haji Reza Ahmad Zahid, salah seorang cucu dari Kiai Haji Mahrus Ali, sesepuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Bertempat di halaman depan madrasah, ratusan jemaah memadati lokasi pengajian hingga meluber ke jalan raya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sacoko yang menyempatkan hadir dalam pengajian tersebut mendapatkan apresiasi dari Gus Reza -sapaan Kiai Haji Reza Ahmad Zahid. Gus Reza mengutip pesan Rasulullah Muhammad SAW bahwa ketika ada dua orang atau golongan baik, maka dapat dipastikan masyarakatnya ikut baik. Yang dimaksud dua orang atau golongan yang baik itu adalah ulama (ahli agama) dan umara (pemimpin dalam pemerintahan).

“Sekarang kita saksikan bersama di atas panggung, para ulama dan umara berkumpul bersama. Hadir dalam satu majelis menjadi suatu pertanda bahwasanya Anda adalah masyarakat yang baik, karena ulama dan umaranya baik,” kata Gus Reza saat berceramah di atas panggung, Rabu (7/6/2023).
Gus Reza juga mengungkapkan bahwa dalam majelis yang baik —seperti halnya pengajian—doa orang yang hadir dikabulkan oleh Allah. Sebab, di kanan dan kirinya ada malaikat yang diutus langsung mendampingi orang yang hadir di tengah majelis pengajian. ”Setelah selesai pengajian, para malaikat kembali lagi menghadap Allah. Mereka menceritakan bertemu dengan siapa saja dalam mejelis pengajian itu, dan berdoa supaya diberikan sukses dunia dan akhirat,” ungkap Gus Reza.
Tidak lupa, Gus Reza mengajak berdoa bersama agar para umara diberi keistikamahan, amanah, serta keselamatan dunia dan akhirat. Karena sudah ada jaminan doa dari orang yang hadir di majelis pengajian dikabulkan oleh Allah. ”Oleh sebab itu, saya setuju kalau Pak Bupati mengagendakan pengajian seminggu sekali, ” ungkapnya.

Sejalan dengan Visi Bupati Sugiri Sancoko yang hendak mewujudkan Kabupaten Ponorogo Harmonis, Elok, Bergas, Amanah, dan Takwa (HEBAT). Di Ponorogo terdapat ratusan pondok pesantren yang tersebar di 21 kecamatan hingga menjadi potensi besar. Belum lagi jika dipadukan dengan kesenian reog yang sudah membudaya di kalangan masyarakat. “Sehingga Ponorogo ini dapat dikatakan sebagai kota reog dan santri,’’ kata Kang Bupati —sapaan Bupati Sugiri Sancoko.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pelaksana Penyelenggara Pendidikan Ma’arif NU (BP3MNU) Ngrupit, yang juga Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik (PIKP) Dinas Kominfo dan Statistik Ponorogo Alim Nor Faizin menerima pentasyarufan zakat dari NU Care LAZISNU untuk diberikan kepada siswa dan siswi atau guru di lingkup MI Ma’arif Ngrupit. Penyerahan dilakukan langsung oleh Ketua Tanfidziyah NU Ponorogo Kiai Haji Fatchul Azis. (kominfo/win/hw)