MENAGIH janji Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno untuk menyokong Ponorogo menjadi bagian Jejaring Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative City Network (UCCN). Sempat masuk nominator satu dari dua kota yang diusulkan Kemenparekraf menjadi UCCN, posisi Ponorogo akhirnya tersisih.
“Kita akan memperkuat pendampingan sehingga tahun depan dapat diajukan ke UCCN dan dapat melengkapi Reog Ponorogo yang terdaftar di listing UNESCO untuk disidangkan sebagai warisan budaya takbenda,” kata Sandiaga Uno saat berkunjung ke Ponorogo, Sabtu (15/7/2023) malam.

Dia menyebut reog memiliki dampak besar terhadap ekonomi kreatif. Selama tujuh hari pelaksanaan Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP), misalnya, diperkirakan 145 ribu pelaku ekonomi terlibat. “Mulai dari penata kostum, perias, penari, pemain musik hingga penjual souvenir, pedagang kaki lima, termasuk UMKM,” jelas Sandi —sapaan Sandiaga Uno.
Kesenian reog juga mengantarkan Ponorogo mendapat predikat Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia 2022 dari bidang seni pertunjukan. Ponorogo tinggal naik kelas menjadi bagian UCCN. Sebab, KaTa kreatif adalah embrio dalam membentuk kota kreatif dunia yang akan mampu membawa perubahan dan peningkatan sektor ekonomi kreatif ke kancah internasional. “Saya berharap Ponorogo masuk UCCN tahun 2024 mendatang,” terang Sandi.

Hasil Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia (PM3KI) Kemenparekraf pada 2021 mengungkap fakta bahwa terdapat 365 paguyuban reog di Ponorogo dengan anggota masing-masing sebanyak 60 orang. Itu berarti ada serapan tenaga kerja sebanyak 24.840 orang dengan omzet tahunan senilai Rp 5,4 miliar rupiah.
Belum lagi, seni kriya yang mengikuti pertunjukan reog. Mulai kerajinan ganongan, gamelan, rengkek, rakap, caplokan, dan ekek. Ada juga batik khas Ponorogo bermotif reog. Dari sekitar 273 pelaku seni kriya itu, dalam setahun beromzet sebesar Rp 6,4 miliar rupiah.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sugiri Sancoko mengungkapkan bahwa Ponorogo tetap berupaya masuk Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Itu bersamaan Reog Ponorogo yang sudah terdaftar dalam listing sidang UNESCO untuk warisan budaya takbenda (WBTb). “Setelah KaTa kreatif, waktunya masuk jejaring kota kreatif dunia,” ungkapnya.
(kominfo/win/hw)