DIMENSI pengetahuan berkorelasi kuat dengan indeks pembangunan manusia (IPM). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo getol meningkatkan taraf pendidikan selaras dengan visi misi Bupati Sugiri Sancoko membangun Pendidikan Hebat.
Bersamaan itu, NU Care-LAZISNU (Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama) Ponorogo intens menyalurkan bantuan kepada para anak yatim untuk menjamin keberlangsungan pendidikan mereka. Bahkan, Wakil Ketua PCNU Ponorogo Bidang Perekonomian Sugeng Hariyono menyatakan kesiapan pihaknya membantu jika ada anak yang ingin kuliah namun terkendala biaya.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dalam salah satu kesempatan penyerahan santunan anak yatim bersama NU Care-LAZISNU menekankan bahwa pendidikan harus menjadi prioritas. Pihaknya berharap tidak ada lagi kasus anak putus sekolah bersamaan kualitas pendidikan di Ponorogo yang wajib meningkat. “Bicara pendidikan, kita tidak bisa lepas dari IPM yang angkanya harus terus naik,” jelasnya.
Pemkab Ponorogo juga bekerja sama dengan banyak pihak untuk mewujudkan Pendidikan Hebat. Tanpa kecuali, meminta rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Muhammadiyah. “Membangun Ponorogo secara kolaboratif sehingga melibatkan semua unsur,” terang Kang Bupati —sapaan Bupati Sugiri Sancoko.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data IPM Kabupaten Ponorogo pada tahun 2022 berada di angka 71,87 yang masuk kategori tinggi dan menempati peringkat ke-21 se-Jawa Timur. Pekerjaan rumah yang menanti adalah meningkatkan rata-rata lama sekolah yang sekarang ini masih 7,77 tahun. Artinya, rata-rata penduduk berusia 25 tahun ke atas di Kabupaten Ponorogo hanya menempuh pendidikan setara hingga kelas 1 atau kelas 2 SMP. (kominfo/dyah/hw)