Di Kota Santri, Ibu-Ibu PKK Ponorogo Turut Festival Hadrah

MENYANDANG predikat Kota Santri, Ponorogo ikut mempertahankan kelestarian seni hadrah. Festival hadrah digelar selama dua hari dengan inisiasi Tim Penggerak (TP) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Ponorogo. Sebanyak 42 grup hadrah putri perwakilan pondok pesantren dan kelompok umum ikut ambil bagian. ‘’Masing-masing tim penggerak PKK kecamatan mengirimkan wakilnya. Semua peserta dari kelompok putri,’’ kata Ketua TP PKK Kabupaten Ponorogo Susilowati Sugiri Sancoko, Sabtu (27/10/2023).


Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko membuka secara resmi festival hadrah yang berlangsung di Jalan Alun-Alun Utara itu. Peserta festival bergantian naik panggung melantunkan salawat diiringi tetabuhan rebana yang sudah menjadi seni tradisi muslim Jawa. Alat musik rebana masuk ke Indonesia sekitar abad 15 Masehi hingga kesenian hadrah mulai berkembang pesat di Jawa Timur pada 1918 silam.

FOTO : DOKPIM SETDA PONOROGO


Menurut Susilowati, TP PKK Kabupaten Ponorogo peduli terhadap kesenian. Pihaknya beberapa waktu lalu juga menggelar festival kerawitan antar TP PKK kecamatan. Seni hadrah menjadi pilihan karena kental nuansa Islami yang selaras dengan predikat Ponorogo sebagai Kota Santri. ‘’Ide segar untuk ibu-ibu dalam berkesenian, hadrah dapat menciptakan suasana sejuk dan damai,’’ terang Susilowati.


Istri dari Bupati Sugiri Sancoko itu juga mengaku lega karena generasi muda juga tertarik menekuni seni hadrah. Santriwati dari sejumlah pondok pesantren piawai memainkan rebana sembari bersalawat. Bersmaan itu, kelestarian hadrah akan terjaga berkat keberadaan Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (Ishari). ‘’Festival hadrah akan menjadi agenda tahunan kami bersamaan peringatan Hari Santri,’’ jelas Susilowati. (kominfo/fdl/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*