
PONOROGO, – Secara serentak, para perangkat desa seluruh Indonesia dan tergabung dalam PPDI (Persatuan Perangkat Desa Indonesia) hari ini serentak menuju ibukota Jakarta. Jutaan anggota PPDI tersebut dijadwalkan besok Selasa (24/10), akan menggelar aksi “Tagih Janji” terhadap tuntutan mereka yang sejauh ini menurut mereka belum dipenuhi oleh pemerintahan Jokowi –JK. Tak terkecuali PPDI Kabupaten Ponorogo.
PPDI Kabupaten Ponorogo, memakai beberapa bus parawisata dan 1 unit mobil kusus, pagi tadi serentak berkumpul di Alun-alun Ponorogo untuk selanjutnya secara resmi berpamitan kepada bupati. Jumlah mereka yang berangkat mencapai 466 orang dari seluruh desa yang ada di kota reyog ini. Salah satu yang unik dan patut diapresiasi adalah mereka kompak seragam memakai baju penadon khas Ponoragan atau hitam-hitam. Keberangkatan mereka akhirnya secara resmi dilepas oleh Wakil Bupati, Drs. H. Sudjarno, MM.
“Agenda kita berangkat ke ibukota antara lain adalah dalam rangka menghadiri silaturahmi nasional PPDI se-Indonesia. Yang lebih penting lagi, nanti kita akan bergabung dengan PPDI seluruh Indonesia untuk memperjuangkan aspirasi kita, yaitu tuntutan agar para perangkat diangkat menjadi PNS kepada pemerintah presiden Jokowi. Rencana semua PPDI akan menuju istana negara besok untuk menyampaikan tuntutan tagih janji tersebut,” terang Kasmani, Ketua PPDI Kabupaten Ponorogo.
Istilah tagih janji, dijelaskan Kasmani, karena dulu saat kampanye pilpres, Kedua pasangan presiden terpilih ini, Jokowi-JK, pernah menjanjikan pemenuhan tuntutan pengangkatan perangkat jadi PNS tersebut. Walau dulu dijanjikan secara bertahap.
Sedangkan saat melepas rombongan PPDI tersebut, Wakil Bupati menyampaikan beberapa harapannya. “Saya berharap agar agenda dan tujuan teman-teman ini akan terlaksana dengan baik dan lancar. Selamat jalan semoga berangkat dan kembali pulang dengan kondisi serupa saat ini. Selamat dan baik-baik semua. Semoga apa yang menjadi keinginan para teman-teman PPDI akan mendapat jawaban dari pemerintah dan bisa diwujudkan nantinya. Jangan lupa, tetaplah bersikap baik, sopan dan tidak anarkis dalam nantinya menyampaikan tuntutan itu,” terang H. Sudjarno.
Sementara soal pakaian seragam penadon khas Ponoragan, salah satu anggota PPDI asal Jetis, Brakun, menceritakan bahwa awalnya seluruh anggota PPDI Ponorogo akan memakai seragam perangkat. Tapi ternyata bupati berkehendak lain dan meminta semuanya memakai seragam pakaian khas Ponoragan yaitu penadon hitam-hitam ini. (Kominfo/Jmn)