KOMUNIKASI intensif lintas sektor diyakini menjadi kunci dari kondusifnya pasar dan harga-harga berbagai komoditas di Ponorogo selama Ramadhan tahun 2019 ini.
Sekretaris Daerah Kabupaten Ponorogo Agus Pramono mengatakan, dari pantauan tim Pemkab Ponorogo harga sembako di hampir seluruh pasar normal. Kebutuhan barang tercukupi dan tidak ada keluhan berarti pada stok barang.
“Memang kita selalu melaksanakan langkag untuk bisa mengendalikan harga. Di antaranya dengan sidak pasar oleh tim dengan Dinas Perdagkum (Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro) sebagai leading sectornya,” ungkap Sekda Agus Pramono, Selasa (11/6/2019) di kantornya.
Kondisi paling menonjol, lanjutnya, di antaranya adalah soal kelangkaan elpiji yang sempat terjadi di Ramadhan tahun lalu. “Tahun ini tidak ada lagi. Sebelum terjadi (lonjakan dan kelangkaan) kita sudah berkomunikasi dengan para pelaku usaha ini agar stok selalu ada,” kata Sekda Agus.
“Ya kuncinya memang pada komunikasi yang terus menerus agar kondisi kondusif,” imbuhnya.
Pun pada persoalan mudik dan balik. Ia menyebut kendalanya hanya pada penumpukan kendaraan saat puncak arus mudik. “Hanya ada macet di Mlilir sebentar saja,” kata dia.
Hal ini sebagai efek keberadaan jalan tol di mana pemudik dari sekitar Pacitan, Trenggalek, Tulungagung dan Blitar yang hendak masuk ke gate tol Madiun, Dumpil.
Sementara itu, dari catatan ponorogo.go.id, harga-harga sembako cenderung stabil. Untuk daging ayam mencapai Rp 32 ribu per kg pada H-1 lebaran, beras sekitar Rp 9 ribu per kg, telur ayam sekitar Rp 21 ribu – Rp 26 ribu per kg, gula pasir Rp 12 ribu per kg dan minyak goreng kemasan di kisaran Rp 11 ribu per kg. (kominfo/dist)