PEKERJA Migran Indonesia (PMI) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Ponorogo yang bekerja di berbgai negara di dunia diminta selalu memperhatikan kondisi kesehatan. Juga agar selalu menjaga keselamatan dalam bekerja.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Ponorogo Bedianto, Selasa (17/9/2019) mengatakan, himbauan ini terus disampaikan kepada buruh migran karena kasus kematian PMI asal Ponorogo di negara tempat perantauannya cukup tinggi.
Dalam catatannya, hingga pertengahan September ini sudah ada 18 kasus kematian PMI asal Ponorogo di berbagai negara tempat mereka bekerja. Hampir semuanya karena sakit.
“Himbauan kita tidak pernah surut. Kita selalu himbau agar memperhatikan kondisi. Utamanya saat medical check up di tanah air. Lalu kita ingatkan juga sebelum berangkat untuk selalu mengenakan peralatan keamanan saat bekerja,” ungkapnya kepada ponorogo.go.id.
“Yang tidak kalah sebenarnya kita mengingatkan agar siapapun yang mau berangkat ke luar negeri menjadi PMI agar prosedural. Artinya menjadi PMI yang legal. Dengan begitu urusan mereka akan lebih mudah. Terutama ketika ada masalah, maka kita akan mudah mengurusnya juga,” lanjutnya.
Bedianti menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengurus kepulangan jenasah Darmaji, salah satu PMI asal Desa Cekok, Kecamatan Babadan, Ponorogo, yang dikabarkan meninggal di Arab Saudi pada beberapa hari lalu.
“Kami belum yakin kemarin. Baru pagi ini (Selasa, 17/9/2019)kabar dari Kemlu kami terima. Saudara Darmaji bin Sucipto, kelahiran 1973 atau 46 tahun, warga Desa Cekok. Dia meninggal karena sakit,” terangnya.
Bedianto mengatakan, pihaknya sudah mengajukan langkah dengan menghubungi Kemlu melalui Perwakilan di Arab Saudi. “Sesuai permintaan keluarga, jenasah akan dipulangkan,” ungkapnya.
Darmaji diketahui sudah lima tahun bekerja di Arab Saudi sebagai pengemudi. Ia berangkat secara legal. Satu tahun lalu Darmaji sempat mudik ke Indonesia. “Berangkatnya legal sehingga hak almarhum akan kita urus setelah kita lihat kelengkapan berkasnya. Kalau dari Arab Saudi, biasanya sepekan baru sampai (jenasahnya) ke Ponorogo,” pungkas Bedianto. (kominfo/dist)