PULUHAN truk tambang yang biasa beroperasi di sekitar lokasi wisata Telaga Ngebel akan diminta berhenti operasi alias libur pada akhir pekan ini. Hal ini untuk menekan kemacetan yang berpotensi terjadi terkait kehadiran para penggemar musik jazz yang akan menikmati gelaran ReyogJazz #2 yang dihelat Sabtu (12/10/2019) mendatang.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Ponorogo Djunaedi, Kamis (10/10/2019) mengatakan, kebijakan ini diambil untuk melancarkan salah satu agenda wisata di Ponorogo tersebut. Dinas ini akan melakukan rekayasa lalu lintas mulai Jumat (11/10/2019) hingga Sabtu (12/10/2019) atau sampai ReyogJazz selesai.
“Diantaranya meliburkan dump truk pengangkut hasil tambang pasir dan batu yang biasa melintas di jalur Jenangan-Ngebel pada Jumat dan Sabtu,” ungkap Djunaedi. Hal ini agar tidak terjadi kemacetan menjelang helatan ini.

Selain melarang truk tambang beroperasi, ada pula rekayasa lalu lintas berupa penggunaan satu arus bagi kendaraan yang akan masuk dan keluar di kawasan wisata Telaga Ngebel. Akses masuk semua kendaraan akan dilewatkan pintu masuk selatan atau akses dari wilayah Ponorogo. Sedangkan yang meninggalkan lokasi pergelaran musik ini akan dilewatkan jalur atau akses sub-terminal Ngebel dan melanjutkan perjalanan menuju Madiun atau Ponorogo melalui Kemiri.
Saat masuk, kendaraan akan dihentikan dulu di sekitar masjid untuk dilakukan seleksi. Yang boleh masuk adalah tamu VVIP dan akan parkir di depan kantor Kecamatan Ngebel. Untuk VIP akan parkir di sekitar masjid. Kalau kedua lokasi sudah penuh maka arus dan parkir akan diarahkan ke jalan depan masjid menuju ke kawasan di atasnya.
“Kami berharap masyarakat bisa memahami hal ini sebab semua demi kelancaran acara. Kegiatan ini melibatkan tamu dan musisi nasional yang akan hadir pada event tersebut,” tuturnya.
Sebelumnya, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengungkapkan, gelaran ReyogJazz ini menjadi salah satu gelaran untuk menawarkan keindahan Telaga Ngebel agar bisa dinikmati oleh masyarakat internasional. Sebab, sejauh ini jenis musik ini sudah lebih dikenal secara luas oleh masyarakat penikmat musik maupun pecinta wisata di berbagai negara dibanding jenis musik lainnya.
“Kenapa jazz? Jazz itu satu-satunya jenis musik yang bisa jadi alat promosi. Jazz bisa mempromosikan yang bukan jazz-nya itu sendiri. Faktanya begitu selama ini. Kita kenal Jakjazz (Jakarta, sekarang JavaJazz), itu mempopulerkan Jakarta, IjenJazz mempopulerkan Banyuwangi, Prambanan Jazz mempopulerkan Yogyakarta. Maka begitu pula ReyogJazz,” jelas Bupati Ipong.
Dengan musisi-musisi jazz yang ditampilkan, Bupati Ipong memastikan pementasan ini masih akan kental nuansa jazz-nya meski musisi jazz murni sudah semakin langka dan dimasuki oleh pemusik pop.
Artis yang akan mengisi acara antara lain adalah Fariz RM, Eddy Syakroni, Sierra Soetedjo, Denny Chasmala, Tiyo Alibasjah, Bennet Brandeis (USA), Yvon Thiebault (Canada), Brandon Julio, Gala Ga (Russia), Eddy Syakroni, Adi Darmawan, Iwan Wiradz, Andre Dinuth, Yankjay, Zendhy Kusuma, Yandi Andaputra dan Franky Sadikin.
Ada kolaborasi jazz dengan musisi jazz lokal. Mereka adalah Mrs. Holdingsky – Jazzthilan Community (Ponorogo), The Apprentice – Jazzthilan Community (Ponorogo), So-Jazz Community (Solo), Aditya Ong Trio with JJ – So-Jazz Community (Solo) dan Jazz Community (Madiun).
Jadi tunggu apalagi, Ayo ke Ponorogo!
(kominfo/dist)
#reyogjazz
#jazztelaga
#ayokeponorogo
#telagangebel