Sekolah di Kantor Pos, Demi Sayangku ke Ibu

IBU, adalah sosok utama dalam kehidupan setiap insan. Kasih sayangnya yang mewakili Tuhan tak terbalaskan hingga akhir hayat. Hanya balas kecil yang bisa diberikan dari cinta tanpa batas yang diberikannya.

Ya, belajar membalas kasih sayang ibu. Inilah yang dilakukan sekitar 150 siswa kelas III SD Muhammadiyah Ponorogo, Jumat (13/12/2019). Sejak pagi, mereka telah memenuhi gedung Kantor Pos Ponorogo. Riuh riang dan tawa mereka sudah menyesaki sudut-sudut layanan di lembaga pengiriman tertua di Indonesia tersebut.

Para siswa menunjukkan paket yang akan dikirim ke ibundanya masing-masing

Masing-masing anak memegang satu buah bingkisan. Ada yang kecil, ada pula yang besar. Ada yang dibungkus rapi dan ada pula yang dikemas seadanya. Secarik alamat tertera di salah satu sisi.

Hari itu, mereka melaksanakan outdoor learning atau pembelajaran luar ruang di Kantor Pos Ponorogo. Oleh guru-gurunya, mereka diajak untuk belajar memahami cara berkirim paket pos. Sebuah cara mengirim barang yang mungkin semakin jarang dilakukan di era digital saat ini.

Siswa juga belajar antre di Kantor Pos

“Kali ini anak-anak kita kenalkan dengan dunia perposan. Mereka kita ajak mengenali layanan pos, cara berkirim barang, mengerti perangko dan perkembangan perposan di era digital. Termasuk di antaranya pos yang juga sudah memasuki layanan berbasis digital,” ungkap Account Executive PT Pos Ponorogo Septian Yudha di sela acara.

Guru SD Muhammadiyah Krisbiantoro menambahkan, dari kegiatan belajar di luar kelas kali ini, sekolah berharap anak-anak bisa memetik banyak pengetahuan dan pengalaman. Sebagai program rutin yang digelar satu kali dalam satu semester, outdoor learning menjadi wahana untuk belajar sesuatu yang tida ada di sekolah.

“Kali ini memang ke kantor pos. Anak-anak kita minta mengirim paket pos untuk ibundanya masing-masing. Kami tidak membatasi barang yang harus dikirim. Hanya saja, barang yang dikirim adalah wujud kasih sayang mereka ke ibundanya,” kata Krisbiantoro.

Menurut Krisbiantoro, dari proses pengiriman paket ini, anak-anak mendapatkan pengalaman mengemas barang, berkirim barang, menjalani antrean dengan tertib, mengalami pelayanan petugas pos sampai penjelasan tentang dunia perposan.

Seorang siswa melakukan pengiriman barang di Kantor Pos Ponorogo

“Dan yang tidak kalah penting adalah anak-anak memiliki pengalaman memilih sesuatu yang berharga bagi mereka dan ibundanya masing-masing sebagai wujud balas kasih sayang kepada ibundanya,” tuturnya.

Pengiriman paket untuk ibunda ini juga terkait dengan peringatan Hari Ibu yang jatuh 22 Desember mendatang. Diperkirakan, ‘paket cinta’ ini akan tiba di alamat masing-masing ibu pada tiga hingga empat hari setelah tanggal pengiriman.

Bagi Avridhia, salah satu siswa, berkirim paket cinta untuk ibundanya adalah sesuatu yang istimewa. Ia harus mengajak ayahnya beberapa hari sebelumnya untuk memilih barang. mengemas, memberi alamat, hingga menyisipkan ucapan sayang menjadi keseruan tersendiri bagi gadis kecil ini. Juga saat harus ‘bersekolah’ di kantor pos.

“Ternyata asyik sekolah di kantor pos. Ya kan ini karena aku sayang ibuku,” ucapnya. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*