Gebyak reyog serentak setiap tanggal 11 yang merupakan program bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, dilaksanakan serentak di desa/kelurahan se-kab ponorogo sejak tahun 2019. Awal tahun 2020 ini seluruh desa/kelurahan tetap konsisten menggelar gebyak reyog serentak, serta penontonnya masih ramai. Gebyak reyog sebagai wadah untuk melestarikan kesenian reyog di Kabupaten Ponorogo. Tak lepas dari itu, gebyak reyog ini juga sebagai tempat regenerasi para seniman reyog, pasalnya ditiap desa maupun keluruhan selalu melatih bujangganong, jathilan, pembarong, hingga pengrawit yang masih usia dini.
Salah satunya di Desa Patik, Kecamatan Pulung, Kepala Desa Patik, Nur Kolisin Ifani mengatakan kepada ponorogo.go.id bahwasannya di desa Patik sendiri gebyak reyog tiap tanggal 11 ini rutin kami adakan dan antusias warga yang menonton pun tetap rame dari bulan ke bulan.
“Kita juga menggelarnya berkeliling ke dusun-dusun atau tempat warga, tidak terpusat di balai desa mas, dan alhamdulillah penontonnya selalu ramai,” ungkapnya, Sabtu (11/1/2019)
hal tersebut terbukti pada waktu tim dari Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik saat melakukan monitoring gebyak reyog di Kecamatan Pulung. Suharno, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik menuturkan pihaknya bersama tim selama melaksanakan monitoring dibeberapa desa di wilayah Pulung masyarakat selalu memadati arena pertunjukan, seperti di Desa Patik ada sekitar 500 orang memadati balai desa hingga meluber ke jalan desa.
“penontonya sangat luar biasanya mas, meski dilakukan serentak tapi masih tetap rame di tiap desa,” ujarnya.
Tak hanya itu, Suharno juga merasa senang ditiap desa yang ia monitoring ada para penari bujangganong, jathilan, pembarong, hingga pengrawit yang masih usia dini. Serta adanya pembinaan dan pembibitan seniman reyog oleh Pemerintah Desa.
“Dengan adanya regenerasi ini reyog Ponorogo sampai anak cucu kita nantinya akan,” pungkasnya,” (kominfo/fdl)