Bupati Ipong Ingin Produksi Kunyit Meningkat Sebagai Duta Ekspor Kabupaten Ponorogo

Mendukung realisasi Program Gerakan Tiga kali Lipat Ekspor Produk Pertanian atau Gratieks, Dirjen Holtikultura dalam hal ini diwakili oleh Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Ir. Suparman hadir di Ponorogo bersama Bupati Ipong dan jajaran Pemerintah untuk melaksanakan pelepasan 110 ton kunyit ke Negara India, pada 11 Februari 2020 pukul 10.00 WIB.

Produk kunyit yang siap diekspor Gigih Pratomo lewat CV Berkah Jaya ini direspon positif oleh Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Republik Indonesia Ir. Suparman, menurutnya ini merupakan potensi yang sejalan dengan kebutuhan pemerintah pusat untuk menggencarkan penciptaan produk unggulan dan peningkatan jumlah lapangan kerja.

“Di Ponorogo panen kunyit ditangani lebih lanjut tidakhanya sebagai produk segar, akan tetapi diubah menjadi kunyit kering atau hibrisia yang mempunyai nilai tambah dan nilai jual yang lebih tinggi sehingga menjadi komoditas yang mampu menembus pasar ekspor,” jelasnya.

“Dengan inovasi ini bukan saja membuka lapangan kerja disektor pertanian, tetapi juga menyerap tenaga kerja Industri rumahan yaitu penumbuhan kegiatan perjangan dan pengiriman kunyit, hal ini tentunya sesuai dengan kebijakan presiden, yang mendorong penciptaan lapangan kerja bagi rakyat,” tuturnya.

Kegiatan ekspor kunyit dari Ponorogo dianggap sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong pemasukan devisa negara melalui ekpor produk unggulan Indonesia yang dapat bersaing dimancanegara, sehingga kedepan ditargetkan neraca perdagangan indonesia meningkat positif. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Ir. Suparman berharap Kabupaten Ponorogo lewat CV Berkah Jaya bisa meningkatkan volume ekspor dan memperluas pasarnya selain di Negara India.

Dalam sambutannya, Bupati Ipong mewakili pemerintah akan mendukung trobosan baru yang kemunculannya sangat menggembirkan melihat data ekspor Indonesia yang belum memenuhi target, melalui Dinas Pertanian Pemerintah akan mendukung kelancaran untuk mendorong produksi tanaman berbasis obat.

“Tentu ini sangat menggembirakan, ditengah devisit neraca perdagangan kita khususnya pertanian, ada seorang Gigih Pratomo melalui CV Berkah Jaya hari ini melakukan ekspor kunyit perdana sebanyak 110 ton, bukan hanya karena mengekspor, tetapi bagi Dinas Pertanian agar mendorong warga Ponorogo untuk menanam, kunyit, jahe dan tanaman obat lainnya,” ujar Bupati Ponorogo.

“Lebih dari 15.000 Hektar lahan tidak terpakai di Ponorogo ada dimana-mana, tinggal bagaimana memanfaatkannya. Kunyit ini bisa tumbuh disela tanaman besar, ini sangat penting. Saya minta kepala dinas merespon dukungan pemerintah pusat kementerian pertanian untuk mendorong produktivitas tanaman obat ini bisa meningkat pada tahun depan,” imbuhnya.

Menurut Bupati Ipong, salah satu yang mendasari Ponorogo mampu untuk meningkatkan produksi tanaman obat baik jahe, kunyit dan lainnya, karena selama ini data menunjukkan masyarakat Ponorogo menggantungkan hidupnya lewat bertani dengan lasan lahan yang cukup untuk melakukan produksi secara masif.

“Karena 72% masyarakat Ponorogo hidup dari sektor pertanian, artinya sudah terbiasa untuk bertani, karenanya kepala bidang tanaman dan holtikultural, Pak Medi, harus fokus bagaimana mengembangkan masyarakat Ponorogo mau menanam kunyit, nantinya akan ada pengusaha Ponorogo yang bisa mengekspor lagi, juga untuk memotivasi petani di Kabupaten Ponorogo,” jelasnya.

Secara khusus, Bupati Ipong menyebut bahan pangan baik di Ponorogo atau di Indonesia masih bergantung dari impor, kemunculan kebutuhan yang masif dari India sebagai salah satu konsumen kunyit itu perlu rancangan yang matang agar ekpor yang dilakukan CV Berkah Jaya bisa menyumbang neraca perdagangan negara. Lebih khusus diharapkan ini tidak berhenti di sektor perdagangan tapi bisa menjadi industri.

“Karena kita ini banyak bahan pangan impor, untuk mengimbangi itu, supaya neraca perdagangan kita tidak defisit maka harus ada tanaman kita yang itu bisa ditingkatkan produksinya untuk kita ekspor, supaya ada keseimbangan antara impor dan ekspor. Jangan berhenti sampai disini, lanjutkan karena ini sesuatu yang baik, akan lebih baik lagi kalau ini bisa melanjutkan dari perdagangan menjadi industri,” sambungnya.

Desa Srandil, 11 Februari 2020
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan
Sekretariat Daerah Kabupaten Ponorogo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*