PENYIAPAN dan penyajian memiliki peranan penting untuk menghasilkan makanan yang sehat. Karenanya, para pengelola dapur harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang hal tersebut. Ini agar makanan yang akan dikonsumsi memiliki mutu yang baik.
Kasi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olah Raga Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Anik Setyarini mengatakan, hal inilah yang mendorong pihaknya menyelenggarakan Pertemuan Orientasi Hygiene Sanitasi Pangan Bagi Penjamah dan Penanggung Jawab Pengelola Makanan Se-Ponorogo. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan Lantai 2 Gedung Terpadu Ponorogo ini diikuti oleh sekitar 50 peserta. Mereka terdiri dari para pengelola dapur pondok pesantren dan pengelola katering di Ponorogo. Kegiatan dilaksanakan selama satu hari penuh pada Rabu (12/2/2020).

“Dari kegiatan ini kita ingin ada kondisi di mana makanan yang disajikan yang memenuhi standar mutu dan kebersihan. Yaitu makanan yag SAH. Sehat, Aman dan Higienis. Untuk itulah mereka kita datangkan” kata Anik kepada ponorogo.go.id di sela kegiatan dengan pemateri Ari Budi Asri dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tersebut.
Sehat, terang Anik, terkait dengan kandungan gizi makanan yang disiapkan dan disajikan. Aman yang dimaksud adalah tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya. Sedangkan higienis berhubungan dengan penanganan dan pengolahan bahan makanan. “Sebenarnya ditambah satu lagi selain SAH, yaitu halal,” imbuhnya.

Diterangkannya, pemberian berbagai materi tentang pengolahan dan penyajian makanan kepada para pengelola dapur ponpes dan katering ini dinilai penting. Sebab, mereka harus bisa menciptakan makanan yang sehat karena hasil olahan mereka akan dikonsumsi oleh banyak orang. Yaitu para santri di ponpes dan para tamu di acara resepsi pengantin yang memanfaatkan jasa katering.
Mereka juga diberi materi tentang pengolahan makanan yang tetap bisa memunculkan cita rasa tinggi, merangsang selera makan, meningkatkan mutu makanan, dan mempunyai nilai ekonomi.
“Nah di dalamnya kita beri materi tentang acara mengemas yang bagus tanpa pengawet. Juga pengolahan makanan, mulai dari pemilihan bahan awal, penyimpanan, pengolahan, proses pengolahan, penggunaan air, penyimpanan makanan yang sudah matang dan penyajian,” ulasnya.
Penyaji makanan, lanjutnya, juga harus sehat. Dengan tes tertentu, para tenaga pengolah dan penyaji makanan tersebut bisa diketahui kondisi kesehatannya. Hal ini penting agar mereka tidak menjadi penular berbagai penyakit yang bisa menular melalui sentuhan alat-alat yang dipakai untuk menyajikan makanan.
Pengolahan dan penyajian dan makanan yang sehat adalah bagian dari Germas atau Gerakan Masyarakat Sehat. (diskominfo/dist)