Namaku Slamet dan Nyai Ontosoroh Awali Pementasan Teater Ponorogo

SENI teater kembali menyapa Ponorogo. Dua lakon pementasan menjadi awal pertujukan seni peran di Gedung Kesenian Ponorogo, Sabtu (15/2/2020). Namaku Slamet dan Nyai Ontosoroh adalah dua judul garapan yang dihadirkan mengisi ruang teater di bumi reyog.

Namaku Slamet adalah poli-monolog yang ditampilkah oleh beberapa pegiat seni teater dari beberapa sanggar teater sekaligus. Di antaranya dari Persatuan Seni Teater Ponorogo (PSTP), Teater Sigolo-golo, dan Teater Tintir. Para penampil memunculkan naskah dengan tema besar tentang Bujangganong alias Pujonggo Anom yang menjadi salah satu ikon kuat dalam kebudayaan di Ponorogo. Pemonolog melakukan ‘ngaji Ponorogo’ sambil memahat kayu di hadapannya menjadi patung Bujangganong.

Pementasan poli-monolog dengan Judul Namaku Slamet saat tampil di panggung seni teater di Gedung Kesenian Ponorogo, Sabtu (15/2/2020).

“Pada intinya, kami mencoba mengungkapkan, membicarakan, memberi makna pada filosofi Bujangganong. Ya, ke sana, kemarin. Namun, pada akhirnya hanya orang-orang yang sadarlah yang akan selamat. Maka kami beri judul Namaku Slamet,” jelas Mahendra, salah satu pelakon dalam Namaku Slamet.

Sedangkan cerita Nyai Ontosoroh dihadirkan oleh Teater Sapujagad. Lakon ini dimainkan oleh banyak pemain remaja. Kebanyakan dari teater SMAN 2 Ponorogo. Meski persiapannya hanya dua pekan, mereka berhasil mementaskan satu penggal naskah yang diambil dari buku berjudul Bumi Manusia karya Pramudya Anantar Toer.

Ketua PSTP Indrasto Ariawan mengungkapkan, ia berharap kehadiran pementasan teater yang telah dijadwalkan setiap dua bulan sekali akan membangkitkan dua seni peran di Ponorogo. Sebab, saat ini pengkaderan atau regenerasi pemain teater di Ponorogo selalu menemui jalan terjal.

Penampilan Teater Sapujagad dengan lakon Nyai Ontosoroh membuka pementasan PSTP yang akan hadir setiap dua bulan di Gedung Kesenian Ponorogo.

“Kita ingin pementasan yang sudah kami jadwal bisa menjadi hiburan bagi warga Ponorogo. Bagi para pegiat seni teater, pementasan ini adalah wahana untuk menunculkan karya dan garapannya. Tentu saja, kebangkitan teater di Ponorogo sangat kami harapkan dari jadwal pentas yang sudah kami susun selama satu tahun ini,” ulasnya.

Ari menambahkan sebenarnya teater di Ponorogo memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan. Namun diakuinya, berbagai masalah yang ada soal pementasan teater harus menjadi pekerjaan rumah (PR) pihak-pihak terkait. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*