RENCANA renovasi masjid Baitur Rohman, Dusun Setono, Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, menjadi perhatian Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo. Sebab, ternyata masjid ini sedang diusulkan sebagai situs cagar budaya.
Kepala Disbudparpora Kabupaten Ponorogo Agus Sugiarto kepada ponorogo.go.id, Rabu (11/3/2020) mengatakan, saat ini Masjid Setono sedang diusulkan ke Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kemendikbud RI – Mojokerto sebagai situs cagar budaya. Salah satunya karena dinilai sebagai bangunan yang sudah tua.

“Sudah kita usulkan ke BPCB (Mojokerto), sedang didaftarkan sebagai cagar budaya sejak beberapa waktu lalu tapi belum ada keputusan. Ternyata ada kabar masjid tersebut akan direnovasi. Maka kita kirim tim (pada Senin, 9/3/2020) untuk menanyai mereka terkait keinginan mereka untuk renovasi. Ya tentu tentang seperti apa rencana merenovasinya,” ungkap Agus.
Karena memang belum diputuskan sebagai cagar budaya, Agus berharap kalau memang dilaksanakan renovasi maka ada berbagai hal yang harus diperhatikan. “Harapannya, ketika memang masuk kriteria cagar budaya maka banyak hal harus diperhatikan. Di antaranya adalah agar renovasi tidak merubah bentuk asli dan sebagainya,” tuturnya.

Ketua Takmir Masjid Setono Rusmadi mengatakan sejauh ini pihaknya belum mengetahui status masjid tersebut. Karena itu pihak takmir dan masyarakat akan terbuka bila ada masukan soal renovasi dari pihak manapun, terutama soal bentuknya. “Cagar budaya atau bukan kami belum tahu. Tapi kami sendiri sudah punya komitmen untuk tidak merubah bentuk asli dari bangunan itu,” terangnya.
Diuraikannya, rencana renovasi akan dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah peninggian bangunan induk masjid yang berda di tengah. Bangunan empat tiang tersebut akan dinaikkan dindingnya sekitar 1,7 meter menjadi sekitar 4 meter dari posisi sekarang yang setinggi 2,3 meter.
“Tiang kayu akan disambung tapi tetap akan pakai kayu. Cat yang sekarang (tiang berwarna kuning) akan kami ganti sesuai warna aslinya dulu. Pokoknya nuansa kuno dan keaslian tetap kami jaga. Bangunan baru saja yang akan direnovasi dengan rancangan baru,” tutur Rusmadi.
Tahap kedua renovasi akan menyentuh palastren atau sayap utara yang merupakan wilayah keputrian. Berikutnya adalah renovasi serambi. Kedua bangunan adalah bangunan baru sebagai tambahan dari gedung masjid yang ada di tengah. Serambi dibeli sekitar tahun 1990-an dari seorang warga dusun sekitar yang membongkar dan menjual rumah kayunya. Kayu-kayu tersebut disusun ulang menjadi serambi masjid.
Rusmadi menyatakan, renovasi ini sudah direncanakan sejak sekitar enam bulan lalu. Pertimbangan utamanya adalah sudah banyak bagian yang rusak dan lapuk. Kayu usuk dan reng sudah banyak yang melengkung dan dimakan rayap.
“Kalau hujan pasti bocor karena atap melengkung. Warga sini, para jemaah masjid, sudah sepakat untuk renovasi. Nantinya murni pakai anggaran dari masyarakat. Tujuannya tentu agar masjid jadi nyaman untuk beribadah dan makin banyak jemaah yang memakmurkan masjid tersebut,” urainya. Saat ini di depan masjid sudah terpasang banner yang berisi rancangan bangunan dan nomor rekening untuk sumbangan pembangunan Masjid Setono. (kominfo/dist)