Ratusan Petugas di Ponorogo Masih Setia Menjaga Perbatasan dari Covid-19

RATUSAN petugas dari Dinas Kesehatan, Polri, TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan para relawan masih setia menjaga tujuh titik siaga corona di Ponorogo. Mereka masih terus memeriksa suhu dan menelisik riwayat kontak pelintas batas dari berbagai daerah luar Ponorogo.

“Ini menjadi upaya kami untuk menyaring orang yang masuk ke Ponorogo. Metodenya adalah pengukuran suhu. Yang demam tinggi, di atas 38 derajat celcius kita periksa lebih lanjut. Kalau asal Ponorogo, kita catat untuk ditangani di Puskesmas terdekat rumah orang tersebut. Kalau dari luar kita minta kembali,” terang Sri Lestari, perawat Puskesmas Sooko yang sedang bertugas di Pos Siaga Covid-19 Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Rabu (8/4/2020).

Diakuinya, tugasnya mencegat para pelintas batas tidak menemui banyak kendala. Bersama petugas dari instansi lain, ia memang harus berdiri saat menyodorkan thermometer berbentuk mirip gagang pistol, thermogun. Berada di bawah terik matahari dan debu yang menerpa adalah kesehariannya bersama petugas lainnya.

“Beruntung, tidak ada pelintas yang menolak diperiksa. Semua mau diukur suhu. Istilahnya cukup kooperatif. Bahkan ada yang minta selfie bareng petugas saat diperiksa. Itu jadi hiburan tersendiri buat kami,” ujarnya.

Dua pekan lebih berada di tepi jalan bersama petugas posko lain memang kadang membosankan. Termasuk untuk seorang ibu seperti Sri yang harus meninggalkan anak dan suaminya. Namun karena panggilan tugas yang menyangkut kesehatan ribuan warga Ponorogo, ia dan petugas lainnya tetap bertahan demi menjaga kondisi Ponorogo tak makin banyak pasien positifnya. Hiburan-hiburan kecil semacam foto bareng pelintas adalah rona kecil dalam tugas yang cukup vital ini.

“Memang sudah ada yang positif (terinfeksi corona), tapi kan bukan dari transmisi oleh pendatang. Mereka tertular di Surabaya. Jadi screening seperti ini ya penting,” ujarnya.

Camat Sukorejo Etik Mudarifah dan Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Kabupaten Ponorogo Najib Susilo saat mengecek bilik disinfektan di Pos Siaga Covid-19 Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Rabu (8/4/2020)

Ia dan petugas medis lainnya juga selalu memastikan berbagai peralatan yang dipakai berfungsi. Mulai dari thermogun sampai disinfectan chamber yang disediakan. Bilik untuk pensterilan tersebut harus bisa dipakai ketika ada pendatang dari luar Ponorogo yang berasal dari zona merah dan harus disemprot cairan disinfektan.

Saat ini, para tenaga kesehatan dan para petugas lainnya masih mendapatkan jadwal untuk bertugas sampai 15 April 2020 mendatang. Tugas yang awalnya di-plot berlangsung 22 hingga 29 Maret 2020 lalu telah diperpanjang. Mereka masih akan bertugas di tepi jalan Ponorogo, di tujuh titik perbatasan, dalam dua giliran tiap harinya tanpa mengenal tanggal merah.

Para petugas yang masih siaga menjaga perbatasan Ponorogo

Ketujuh Pos Kesiapsiagaan Covid-19 Ponorogo yang sekarang aktif lain adalah pos siaga Mlilir, Kecamatan Babadan, yang merupakan jalur utama dari Madiun; pos siaga Sukosari, Kecamatan Babadan yang berbatasan dengan Magetan dan Madiun; pos siaga Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo yang berbatasan dengan Magetan; pos siaga Sampung, Kecamatan Sampung yang berbatasan dengan Wonogiri (Jawa Tengah) dan Magetan; pos siaga Biting yang berbatasan dengan Wonogiri; pos siaga Tugurejo yang berbatasan dengan Pacitan; dan pos siaga Pangkal yang berbatasan dengan Trenggalek.

“Kami tidak butuh dipuji, kami hanya butuh kerja sama. Bagi warga Ponorogo, tetaplah di rumah agar tidak tertular. Bagi saudara-sudara yang ada di rantau apalagi zona merah, mungkin tidak perlu mudik dulu sebelum virus corona benar-benar hilang. Itu saja,” harap wanita berambut ikal ini. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*