PUTRA-PUTRI para tenaga kesehatan dan tenaga penunjang sampai ke pengemudi ambulans yang terlibat dalam penanganan covid-19 di Ponorogo mendapat perhatian khusus dari Pemkab Ponorogo pada seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 kali ini.
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Kamis (11/6/2020) petang mengatakan, kepada putra-putri para nakes dan tenaga penunjangnya Pemkab Ponorogo akan memberi kuota khusus saat mereka mengikuti seleksi PPDB dengan besaran 1 persen dari kuota di sekolah-sekolah yang ada.
“Pemerintah Kabupaten Ponorogo akan memberikan apresiasi kepada seluruh tenaga medis, paramedis, serta seluruh tenaga kesehatan maupun tenaga penunjang lainnya atas dedikasi, perjuangan, keikhlasan dan jerih payahnya dalam penanganan covid-19 di Kabupaten Ponorogo. Kuota khusus ini bagi putra-putri tenaga kesehatan sampai dengan sopir ambulans, baik yang bertugas di rumah sakit maupun di Puskesmas,” terang Bupati Ipong.
Dengan adanya kuota ini, lanjut orang nomor satu di Ponorogo ini, ia ingin memastikan para nakes tetap bisa konsentrasi penuh untuk memberikan pelayanan terhadap pasien covid-19 tanpa harus khawatir putra-putrinya yang akan masuk SD/SMP kesulitan mendapatkan sekolah. Mengenai teknis pelaksanaan akan dibahas dan diumumkan lebih lanjut oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo.
“Saya pastikan para tenaga kesehatan ini tidak akan pernah berjuang sendiri. Pemerintah bersama dengan seluruh masyarakat Ponorogo akan selalu memberikan dukungan penuh, dalam upaya pengendalian kasus covid-19 di Kabupaten Ponorogo. Saya doakan semoga seluruh tenaga kesehatan senantiasa diberi kesehatan dan kekuatan untuk tetap bisa melaksanakan tugasnya dengan baik,” ungkapnya.
Sementara itu, per 10 Juni 2020, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat telah menetapkan Ponorogo sebagai daerah zona kuning atau berisiko rendah. Artinya, penyebaran covid-19 terkendali tetapi masih ada risiko transmisi atau penularan dari satu orang ke orang lain dalam satu wilayah kabupaten ataupun transmisi tingkat rumah tangga dengan cepat. Begitu pula dengan transmisi dari imported case atau tertular dari luar Ponorogo, sebagaimana yang terjadi pada sebagian besar kasus covid-19 di Ponorogo saat ini.
“Untuk mewaspadai hal tersebut, saya tegaskan bahwa keberadaan relawan- relawan di desa/kelurahan, peran serta ketua RT/RW dan masyarakat desa/kelurahan setempat tetaplah penting untuk melakukan monitoring keluar masuknya orang dari luar wilayahnya, dan juga isolasi masih diperlukan,” tegas Bupati Ipong.
Protokol kesehatan harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan disiplin sebagai kebiasaan sehari-hari. Yaitu
sering cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, pakai masker dan jaga jarak minimal 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, kurangi berkerumun, tingkatkan imunitas dengan olahraga teratur dan selalu bahagia, berdoa dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Disiplin atas protokol kesehatan adalah kunci menuju Ponorogo zona hijau,” pungkas Bupati Ipong. (kominfo/dist)