PANDEMI atau wabah yang terjadi secara serentak di seluruh dunia bernama covid-19 merupakan musibah sekaligus ujian bagi warga dunia. Namun, hal ini harus menjadi batu tempaan agar memiliki karakter yang lebih baik.
Hal ini disampaikan Khatib Salat Idul Adha di Masjid Jami RMAA Tjokronegoro, Ponorogo, KH Sugihanto Hasanuddin, Jumat (31/7/2020). Menurut KH Sugihanto, covid-19 adalah musibah sekaligus ujian bagi umat manusia, termasuk kaum muslim di Ponorogo, Indonesia dan seluruh dunia. Namun, dari pandemi ini umat muslim tetap harus bersyukur atas datangnya ujin dari Allah.
“Dari kondisi ini, kita harus mawas diri, introspeksi, mawas diri dan bermuhasabah. Sudahkah kita benar-benar bersyukur dengan sabar dan tawakal kepada Allah SWT? Maka, marilah kita meningkatkan iman dan takwa dengan cara tetap menjaga kedisiplinan, kewaspadaan, saling menghormati dan saling mengingatkan. Yaitu atas sesuatu yang disebut protokol kesehatan pencegahan covid-19,” terang KH Sugihanto yang juga takmir Masjid RMMA Tjokronegoro dari atas mimbar.
Musibah dan ujian yang datang tidak akan pandang bulu. Maka tidak seharusnya hal ini menghadirkan aksi saling tuding, saling hujat, saling benci dan saling caci, bahkan saling menjatuhkan.
“Sebaliknya, musibah dan ujian yang dihadapi dengan keimanan dan ketakwaan akan melahirkan watak bangsa yang tangguh, tahan uji, tahan banting, dan berkarakter. Bagaimana kita menghadapi covid-19 ini akan membawa kita pada kebersamaan, kerukunan, kegotong-royongan, solidaritas sosial dan kesetiakawanan nasional,” tegas KH Sugihanto.
Menurut KH Sugihanto, ketegaran dan keyakinan dalan menghadapi musibah dan ujian yang dihadapi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah bukti yang nyata betapa musibah dan ujian adalah tempaan bagi setiap musim untuk menjadi lebih baik. Kesyukuran dan ketabahan mereka patut dijadikan teladan.
“Dari itu semua, mari kita terus memohon dan menengadahkan tangan agar covid-19 ini segara sirna dari bumi Ponorogo, dari Indonesia, dari dunia ini,” pungkas KH Sugihanto dalam khotbahnya. Khotbah ditutup dengan doa bersama agar diberi kekuatan dalam menghadapi covid-19 dan agar penyakit ini segera diangkat dari muka bumi.
Masjid Jami Ponorogo RMAA Tjokronegoro sendiri menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Mulai dari penyediaan masker bagi jemaah yang belum mengenakan saat akan salat Idul Adha, membuat jarak aman dengan tanda khusus antarjemaah salat dan memberikan plastik kresek untuk wadah alas kaki. Untuk yang terakhir, takmir menyatakan alasannya adalah agar jemaah tidak berkerumun saat akan memakai sandal karena harus memilih sandal atau sepatu yang dilepas di depan masjid.
“Dengan dimasukkan wadah plastik, maka kerumunan karena mencari-cari alas kaki bisa dihindarkan. Kami juga memberi himbauan agar antre tertib saat keluar dari masjid,” terang salah satu takmir. (kominfo/dist)