PERINGATAN Hari Jadi ke-524 Ponorogo dilangsungkan secara sederhana namun khidmat. Dilaksanakan tepat pada 11 Agustus 2020, peringatan hari jadi dikemas dalam kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Ponorogo dan dilaksanakan di Ruang Sidang Utama gedung DPRD Kabupaten Ponorogo.
Mereka yang hadir antara lain adalah para mantan bupati beserta istrinya, para mantan ketua DPRD Kabupaten Ponorogo, para tokoh yang telah memberi kontribusi terhadap Ponorogo dalam pembangunannya di berbagai bidang kehidupan dan warga masyarakat yang dinilai berjasa dalam kehidupan sehari-hari di Ponorogo.
Pada kesempatan tersebut, Pemkab Ponorogo menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga yang dinilai memiliki jasa cukup penting bagi Ponorogo. Yaitu kepada komunitas penarik becak, komunitas disabilitas, komunitas ojek, komunitas pengemudi ACS (Angkutan Cerdas Sekolah), Legiun Veteran Ponorogo dan sebuah LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak). Masing-masing komunitas mendapat bantuan operasional organisasasi sebesar Rp5 juta ditambah paket sembako untuk masing-masing anggota komunitas.
“Saya memang punya gagasan dan hari ini kita sudah laksanakan. Gagasan itu adalah memberikan penghargaan dan apresiasi kepada siapapun yang dedikasinya kepada pembangunan di Ponorogo dalam bidang apapun telah dia tunjukkan. Mudah-mudahan ini menjadi tradisi setiap tahunnya nanti,” ungkap Bupati Ipong yang menyerahkan langsung bantuan tersebut kepada perwakilan penerima.
Selain komunitas, Pemkab Ponorogo juga memberikan perhargaan lima orang yang memiliki komitmen luar biasa pada Ponorogo, di dalam maupun di luar Ponorogo. Yang pertama adalah Mayor Purnawirawan Kurnen, seorang veteran RI asli Ponorogo yang telah berjasa berjuang dalam memerdekakan Indonesia.
Kemudian Haji Tobroni atau Mbah Tobron, budayawan dan seniman reyog yang telah memberi kontribusi luar biasa kepada pengembangan kesenian asli Ponorogo ini. Di usianya yang semakin uzur, tokoh ini masih terus memberikan masukan kepada Pemkab Ponorogo terkait pelestarian reyog Ponorogo.
Penghargaan berikutnya diberikan kepada Sukiran. Seorang guru tidak tetap (GTT) di sebuah sekolah di daerah pinggiran Ngrayun meski tinggalnya di Baosan Lor. Berikutnya adalah Mangun Utomo. Pria ini dinilai berjasa karena telah membuat lambang daerah yang saat ini dipakai Pemkab Ponorogo.
Yang terakhir adalah Heru Sanoko, pegiat reyog di Surabaya. Tokoh ini dinilai memilii komitmen karena rela memperjuangkan reyog di luar Ponorogo. Ia memiliki banyak perlengkapan reyog dan memiliki banyak grup reyog binaan.
“Masing-masing kita beri penghargaan. Rupanya uang sebesar Rp5 juta. Jangan dilihat nilainya, tapi ini adalah bukti kehadiran negara atas kontribusi mereka atas apa yang telah diperjuangkan,” kata Bupati Ipong. (kominfo/dist)