PROSES pembelajaran tatap muka yang sekitar tujuh bukan terakhir tidak dilakukan oleh para pelajar di Ponorogo, mulai Senin (19/10/2020) akan kembali digelar. Sebanyak delapan sekolah akan melakukan uji coba bersekolah seperti biasa namun dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran covid-19 secara ketat.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo Endang Retno Wulandari, Jumat (17/10/2020) di kantornya mengatakan, kedelapang sekolah yang akan melaksanakan proses belajar tatap muka adalah SMPN 1 Ponorogo, SMPN 2 Ponorogo, SMPN 3 Ponorogo, SMPN 1 Pulung, SMPN 1 Jetis, SMPN 1 Balong, SMPN 1 Jenangan dan SMP Terpadu. Satu SMP yang sudah diusulkan akan tetapi belum mendapatkan izin dari Gugus Tugas Covid-19 tingkat kecamatan adalah SMPN Badegan.

Pembelajaran tatap muka ini didasari oleh kenyataan bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan selama pandemi ini ternyata menimbulkan banyak ekses negatif bagi pelajar. Seperti terjadinya kekerasan terhadap anak akibat kesulitan belajar di rumah, terjadinya pelecehan seksual terhadap anak dan akibat negatif lainnya.
“PJJ sendiri menemui banyak kendala. Seperti susah sinyal, baik oleh guru maupun siswa, sehingga proses belajar tidak bisa berlangsung dengan baik,” ulas Retno.

Dikatakannya, uji coba pembelajaran tatap muka ini telah dipersiapkan sejak beberapa waktu lalu oleh Dindik Ponorogo. Proses menuju uji coba juga sudah cukup panjang dengan pertimbangan yang sangat banyak terkait berbagai kemungkinan yang terjadi. Pembelajaran tatap muka akan diawasi secara ketat dan dievaluasi dalam periode tertentu secara ketat oleh Dindik Kabupaten Ponorogo.
Sekolah-sekolah yang akan melaksanakan uij coba, kata Retno, sudah sangat siap menggelar pembelajaran jarak jauh. Berbagai fasilitas pencegahan pemularan covid-19 di sekolah telah disiapkan. Mulai dari alat pendeteksi suhu badan, fasilitas cuci tangan, penjarangan jarak antarbangku hingga pengaturan jalur keluar masuk para pelajar. Berbagai papan petunjuk dan keterangan soal covid-19 juga telah dipasang di lingkungan sekolah.

“Petunjuk dan imbauan kepada murid dan wali murid juga sudah diberikan,” ungkapnya.
Pada uji coba tersebut, jumlah pelajar yang diizinkan masuk mengikuti kegiatan belajar adalah 25 persen dari total jumlah pelajar di masing-masing sekolah. Pelajar yang akan mengikuti pembelajaran tatap muka juga harus mendapatkan izin dari orang tuanya.

“Kita akan lihat nanti bagaimana pelaksanaannya. Kita akan evaluasi secara ketat. Kalau satu minggu sudah cukup bagus, dua minggu juga masih bagus, mungkin kita bisa menambah sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka ini. Sebab sudah banyak sekolah di Ponorogo ini yang ingin menggelar pembelajaran tatap muka. Semua sekolah sudah siap,” kata Retno.
Dengan pembelajaran tatap muka ini, Retno berharap prestasi dan kualitas pendidikan para pelajar di Ponorogo bisa terjaga. Karena dalam kondisi seperti saat ini, menjaga kualitas pendidikan saja sudah cukup berat. (kominfo/dist)