Empat Desa di Ponorogo Ikut Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Replika Desa

SEBANYAK empat desa di Ponorogo mengikuti bimbingan teknis dan pelatihan terkait strategi pengelolaan perpustakaan replika desa. Hal ini sebagai tindak lanjut dari diraihnya hibah perpustakaan desa berbasis inklusi sosial.

Kegiatan bertajuk Bimbingan Teknis SPP TIK (Strategi Pengembangan Perpustakaan Tehnik Informasi Komunikasi) ini digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Disperpusda) Kabupaten Ponorogo di Balai Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman, Senin-Selasa (26-27/10/2020). Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 40 pengelola perpustakaan replika desa dari Desa Nongkodono (Kauman), Desa Sukosari (Babadan), Desa Ngunut (Babadan), dan Desa Bringinan (Jambon).

Situasi Bimbingan Teknis SPP TIK (Strategi Pengembangan Perpustakaan Tehnik Informasi Komunikasi) ini digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Disperpusda) Kabupaten Ponorogo di Balai Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman, Senin-Selasa (26-27/10/2020).

“Dengan pelatihan ini, para peserta diharapkan bisa mengelola perpustakaan desa sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan dari Perpusnas (Perpustakaan Nasional),” ungkap Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Disperpusda) Kabupaten Ponorogo Agung Prasetyo di sela kegiatan.

Tiga dari empat desa tersebut menerima bantuan koleksi buku dan perangkat komputer untuk perpustakaan replika desa pada 2020 ini. Satu desa lainnya telah menerima bantuan yang sama pada tahun sebelumnya. Hanya saja, karena ada pandemi covid-19 pelatihan yang seharusnya dilakukan di Jakarta saat ini dilaksanakan di daerah.

Para peserta cukup antusias mengikuti Bimbingan Teknis SPP TIK (Strategi Pengembangan Perpustakaan Tehnik Informasi Komunikasi) ini digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Disperpusda) Kabupaten Ponorogo di Balai Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman, Senin-Selasa (26-27/10/2020).

Materi yang diberikan, kata Agung, mulai dari penyusunan rencana kerja, pemakaian komputer pada perpustakaan hingga input data untuk mengelola koleksi. Yang tidak kalah penting adalah materi yang terkait pelibatan masyarakat sebagai tujuan utama perpustakaan replika desa berbasil inklusi sosial.

“Materi pelatihan yang diberikan diarahkan untuk mengangkat kemampuan peserta dalam melibatkan masyarakat dalam menyejahterakan diri dan desanya. Ada pengembangan nilai tambah ekonomi. Tentunya dengan pengoptimalan pemanfaatan perpustakaan replika desa. Juga dengan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain di sekitar desa sebagai mitra untuk kemudian berkolaborasi,” jelas Agung.

Situasi Bimbingan Teknis SPP TIK (Strategi Pengembangan Perpustakaan Tehnik Informasi Komunikasi) ini digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Disperpusda) Kabupaten Ponorogo di Balai Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman, Senin-Selasa (26-27/10/2020).

Di Ponorogo sendiri saat ini sudah ada 68 perpustakaan desa yang menjadi binaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ponorogo. Lima di antaranya telah menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial melalui bantuan Perpusnas di 2019. Kemudian ada penambahan tiga perpustakaan desa yang mendapat bantuan di 2020 ini. Sehingga saat ini telah ada delapan perpusdes yang menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Di perpustakaan replika desa berbasis inklusi sosial tersebut, masyarakat bisa melaksanakan pelatihan keterampilan. Mulai dari bercocok tanam, memasak, membuat barang kerajinan, las listrik dan sebagainya. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*