UPAYA menampung pasien covid-19 terus dilakukan Pemkab Ponorogo. Rencana membanguan Rumah Sakit Lapangan terus dimatangkan. Salah satunya dengan survei lahan yang akan menjadi lokasi didirikannya RS khusus pasien penderita corona virus disease 2019 (covid-19).
“Hari ini tadi sudah disurvei. Ada BPBD, Dinkes, maupun RSUD dr Harjono. Ketiga sudah meninjau lokasi. Sesuai hasil rapat kemarin memang pukul sembilan pagi (09.00 WIB) sudah dilaksanakan dan telah dilaporkan oleh BPBD dan siap untuk segera ditindaklanjuti. Soal titiknya di mana, saya belum bisa sebut saat ini,” ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Ponorogo Agus Pramono, Selasa (13/7/2021).
RS Lapangan ini akan dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Yaitu dengan anggaran di pos Dana Tidak Terduga (DTT) BPBD. Sedangkan untuk pengisian peralatan dan kelengkapannya akan dilakukan oleh RSUD dr Harjono, Ponorogo. Dana pengadaan alat dan kelengkapan dari anggaran covid-19 tahun 2021 yang total besarannya Rp70 miliar-80 miliar pada 2021 ini.
“Insya Allah minggu depan sudah bisa dimulai. Tapi saya akan dorong Kepala BPBD untuk bisa lebih cepat. Paling tidak sudah ada gambar sekat-sekat yang diperlukan seperti apa. Prioritas utama kita adalah membangun (RS Lapangan Covid-19) kapasitas 50 tempat tidur,” imbuh Sekda Agus Pramono.
Soal durasi pembangunan, Sekda Agus menyatakan perkiraan sementara adalah satu hingga satu setengah bulan. Hal ini akan disesuaikan dengan rencana pembuatan kelengkapan lain dalam penanggulangan covid-19 ini.
“Yang pasti ini adalah upaya kami untuk penanganan covid-19 yang akhir-akhir ini terus bertambah,” ulasnya.
Sekda Agus Pramono meminta masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan covid-19 secara ketat dan mematuhi ketentuan dalam PPKM Darurat. Ini agar angka penularan dan kematian bisa terus ditekan. Apalagi diduga, saat ini varian virus corona yang memapar warga Ponorogo adalah varian delta.
“Semua harus waspada. Varian baru ini (delta) yang rupanya sudah masuk ke Ponorogo ini. Indikasinya, sangat cepat menular, sembuhnya lambat dan dalam waktu singkat bisa merenggut nyawa. Banyak korban meninggal,” pungkas Sekda Agus Pramono. (kominfo/dist)