Pupuk Non-Subsidi Tunda Bayar, Solusi Alternatif Berkurangnya Jatah Pupuk dari Pusat

PEMKAB Ponorogo terus berupaya memberikan solusi untuk mewujudkan pertanian yang tangguh di wilayahnya. Salah satunya dengan program pupuk non-subsidi tunda bayar yang akan menjadi solusi alternatif berkurangnya jatah pupuk dari pemerintah pusat.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko saat membuka Rapat Pemantapan Program Penyediaan Pupuk Non-Subsisi Tunda Bayar antara Gapoktan dengan PT. Antariksa Nusantara Indobesia Group (ANIG), Senin (21/2/2022) di Gedung Sasana Praja, mengatakan, setiap tahun realisasi pupuk bersubsidi dari RDKK atau Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok selalu menurun. Rapat diikuti oleh para Penyuluh Pertnaian Lapangan (PPL) dan para pengurus Gapoktan.

“Hal ini mengakibatkan keresahan kepada rakyat kita, petani kita, yang berulang-ulang,” ungkapnya.

Bupati Sugiri saat membuka Rapat Pemantapan Program Penyediaan Pupuk Non-Subsisi Tunda Bayar antara Gapoktan dengan PT. Antariksa Nusantara Indobesia Group (ANIG), Senin (21/2/2022) di Gedung Sasana Praja

Program penyediaan pupuk non-subsidi tunda bayar ini merupakan alternatif solusi agar petani tetap bisa bercocok tanam dengan ketersediaan pupuk yang memadai namun tidak harus membeli sebelum menanam. Petani akan dikirimi pupuk lebih dahulu dan baru membayarnya setelah empat bulan dengan perkiraan saat itu petani sudah panen.

“Program ini adalah jalan tengah di saat terjadi kelangkaan pupuk karena subsidi oleh pemerintah pusat hanya 60% dari RDKK. Istilahnya yarnen (dibayar setelah panen),” jelasnya sambil menyatakan ia yakin petani di Ponorogo bisa mengikuti skema ini dan berharap tidak ada gagal panen.

Presentasi dari PT ANIG kepada para PPL

Saat ini PT ANIG adalah salah satu perusahaan yang bersedia menyediakan pupuk dengan skema tunda bayar untuk petani di Ponorogo. Ada tiga jenis pupuk yang siap untuk model yarnen ini, yaitu NPK, ZA dan Phospate. Ketersiadaan barang juga mencukupi.

Kang Bupati Sugiri juga mengamanatkan agar petani di Ponorogo bisa mengubah kebiasaan mengunakan pupuk tunggal untuk dikurangi dan beralih ke pupuk majemuk. Ketergantungan terhadap pupuk kima harus diganti secara perlahan dengan pupuk majemuk.

Peserta rapat saat mengikuti presentasi

“Pelan-pelan pupuk kimia dikurangi, dan menjadikan pengunaan pupuk organik sebagai habit (kebiasaan). Kalau sudah jadi habit maka kita akan menuju pada pertanian organik,” ulasnya.

Beberapa waktu lalu pihak Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Ponorogo dan sejumlah pengurus Gapoktan sudah melakukan pertemuan bahkan mendatangi pabrik pupuk PT. ANIG. Dengan rapat pemantapan ini diharapkan ada rumusan-rumusan penting terkait tata cara mendapatkan pupuk dengan cara tunda bayar ini. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*