PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur mendorong UMKM untuk memiliki ketahanan di era ekonomi digital saat ini dan di masa mendatang. Salah satu caranya dengan mengembangkan talenta-talenta digital yang akan membantu pelaku UMKM dalam memasarkan produknya melalui dunia maya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak saat menjadi narasumber di hadapan sekitar 600 pelajar dan mahasiswa Ponorogo pada Workshop Digital Entrepreneur 2022 yang digelar Universitas Muhammadiyah Ponorogo di Expotoriumnya, Jumat (25/3/2022) mengatakan, saat ini Pemprov Jawa Timur sudah memiliki Millenial Job Center (MJC) dan Content Creator Academy. Keduanya adalah bentuk komitmen Pemprov Jatim untuk mendorong UMKM makin maju di era teknologi informasi yang berkembang pesat.

“Melalui Millenial Job Center kita berusaha membangun ekosistem kewirausahaan. Sebab salah satu modal bagi pelaku UMKM (di era digital) adalah talenta digital. Mereka yang akan bersinergi dengan pelaku UMKM dalam menjangkau pasar dan memasarkan produknya,” ujarnya.
Talenta digital, terang suami dari Arumi Bachsin ini, sangat diperlukan oleh pelaku UMKM yang belum tentu memahami tentang berjualan secara digital. Ini karena mereka memiliki sejumlah keterampilan yang diperlukan seperti desain grafis, fotografi produk, desain kemasan, pemasaran digital, pembuatan konten dan lain sebagainya.

“Talenta-talenta ini yang ingin kita cetak sebanyak dan seluas-luasnya di Jawa Timur. Sehingga UMKM ini bisa terjangkau oleh pasar,” ulasnya.
Diterangkannya, sejak (MJC) diluncurkan pada 2019 lalu, sudah lebih dari 4 ribu UMKM yang terbantu transformasi digitalnya. Hal ini membuat Pemprov Jatim akan makin memperluas jangkauan MJC.

“Ini ada dua pihak yang mendapat manfaat. Talenta mendapatkan pengalaman, UMKM bisa bertransformasi digital. Dengan begitu UMKM bisa berkonsentrasi penguatan produknya, sedangkan untuk desain logo, kemasan dan lainnya diserahkan kepada ahlinya saja, para talenta ini,” tuturnya.
Selain MJC, kata Wagub Emil, Pemprov juga mewadahi para content kreator berbakat dengan Content Creator Akademy. Ini agar mereka benar-benar mengerti referensi-referensi yang ada. Materi dari berbagai buku dan pengalaman para senior dilebur menjadi satu kurikulumnya. (komifo/dist)