Sisihkan Reog dari Jamu, Kementerian Tak Transparan dan Akuntabel

KESAKSIAN datang dari Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi. Bertemu dengan Direktur Perlindungan Kebudayaan Irini Dewi Wanti di ruang rapat Direktorat Perlindungan Kebudayaan Kompleks Kemendikbudristek gedung E lantai 11 Jakarta, pada Kamis  (7/4/2022). Judha langsung tercengang tatkala Irini Dewi Wanti  menyampaikan bahwa reog kalah dari jamu untuk nominasi usulan warisan budaya tak benda  (intangible cultural heritage/ICH) ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

‘’Saya bersaksi penyampaian pengusulan nominasi ICH UNESCO untuk siklus tahun 2022/2023 itu tanpa dilengkapi berita acara tertulis yang ditandatangani oleh penyelenggara, asesor (tim penilai), tim independen, dan pengusul,’’ tegas Judha, Minggu (10/4/2022).

SOLIDARITAS: Pegiat kesenian Reog Ponorogo menggelar aksi turun ke jalan buntut klaim Malaysia (9/4).

Dia juga tidak mendapati adanya surat keterangan berisi kriteria penilaian, hasil rekomendasi tim penilai, serta hasil telaah tim independen tentang usulan nominasi warisan budaya tak benda ke UNESCO itu.

‘’Alih-alih keputusan akhir pengusulan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim perhal warisan budaya Indonesia dalam daftar ICH UNESCO yang akan disidangkan dalam Inter-governmental Committee tahun 2023. Saya tidak melihatnya,’’ yakin Judha.

Tak urung, dia berani menyimpulkan Kemendikbudristek –dalam hal ini Direktorat Jenderal Perlidungan Kebudayaan—tidak transparan dan akuntabel (tak bertanggung jawab) dalam penilaian usulan ICH ke UNESCO.

‘’Saya khawatir Mas Menteri (sapaan Mendikbudristek Nadiem Makarim) tidak mendapat bahan pertimbangan yang cukup dari bawahannya dalam usulan warisan budaya Indonesia ke UNESCO itu,’’ ungkap Judha. (kominfo/win/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*