Siswa SD Saja di Ponorogo Mahir Berpentas Reog

INI Ponorogo Bung! Siswa sekolah dasar (SD) saja sudah mahir berpentas reog. Bahkan, mereka terbiasa naik panggung utama alun-alun setiap kali dihelat Festival Reog Mini (FRM) yang selalu menandai peringatan Hari Jadi Ponorogo saban 11 Agustus.

Itu dulu, sebelum pandemi Covid-19 mendera. Setahun, lumrah berlangsung dua kali festival reog di Ponorogo. Festival Reog Nasional(FRN) juga selalu ikut memeriahkan perayaan Grebeg Suro.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Ponorogo Nurhadi Hanuri menyebut setiap kecamatan memiliki reog mini yang pengadaannya hasil patungan sejumlah sekolah dasar.

Ka. Dindik Ponorogo Drs. Nurhadi Hanuri, M.M

Para pemain –mulai pembarong, bujang ganong, penari jathilan, hingga penabuh gamelan—semuanya adalah pemegang kartu siswa SD.

‘’Kepemilikan seperangkat alat kesenian reog itu secara gotong royong,’’ kata Nurhadi Hanuri, Selasa (12/4).

Menurut dia, ada tiga SD negeri yang memiliki seperangkat alat kesenian reog mandiri. Dengan begitu, total jenderal ada 24 grup reyog mini lantaran Ponorogo terdiri 21 kecamatan.

Tak urung, dindik dengan mudahnya mengirim duta penari bujang ganong yang tampil berkelompok dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLSSN), pada Maret lalu.

‘’Pilihan penarinya begitu banyak, di setiap kecamatan kita punya,’’ terang Kadindik.

Satu lagi bukti bahwa Ponorogo itu asal muasal reog. Siswa SD yang notabene di kelompok usia kurang dari 12 tahun sudah mahir memainkan kesenian adi luhung ini. Mustahil negara lain yang hendak mengklaim reog sebagai warisan budayanya memiliki grup reog mini yang jumlahnya mencapai puluhan.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim sekali-kali perlu bertandang ke Ponorogo menonton pertunjukan reog mini. (kominfo/fad/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*