SEKALI dayung dua pulau terlampaui. Berkat reog, Ponorogo layak meraih dua predikat bergengsi sekaligus.
Kesenian adi luhung itu masuk daftar warisan budaya tak benda, bersamaan Ponorogo menjadi bagian jejaring kota kreatif dunia. Dua-duanya atas lisensi United Nations Educatinal, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan, pengakuan badan khusus PBB yang menangani pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan itu bakal membuat nama Ponorogo mendunia. Tingkat kunjungan otomatis meningkat pesat.
“Karena sudah masuk jaringan kota kreatif yang mencakup sejumlah negara,” ungkap Kang Bupati (KB), Jumat (15/4/2022).
Pun, pertumbuhan ekonomi meningkat pesat dampak percepatan pembangunan daerah. KB berharap reog segera masuk daftar warisan budaya tak benda dan Ponorogo menjadi bagian UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
“Dua-duanya harus tergapai, perlu dukungan lebih luas,” jelas KB.
Apalagi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) condong mendaftarkan jamu ke UNESCO.ketimbang reog. KB sepakat bahwa jamu lebih tepat mendapat lisensi World Health Organization (WHO).
“Dukungan terhadap reog terus berdatangan, Mas Menteri (sapaan Mendikbudristek Nadiem Makarim) memutuskan dengan pikiran jernih,” terangnya.
KB berkeyakinan reog lebih prioritas masuk daftar warisan budaya tak benda UNESCO. dibandingkan jamu, tenun, dan tempe. Hasil penilaian tim Direktorat Jenderal Kebudayaan menempatkan reog sebagai nominator tanpa ada catatan,” tegasnya. (kominfo/win)