PROBLEM stunting masih menjadi perhatian nasional. Presiden Joko Widodo dalam puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022 yang terpusat di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (7/7/2022), sempat mengungkap persoalan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak balita akibat gizi buruk itu di Indonesia mencapai 24,4 persen.
Presiden menargerkan angka stunting itu turun menjadi 14 persen pada 2024 mendatang. Seluruh kepala daerah harus berperan aktif dalam menekan masalah kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak kasus anak balita itu.
Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita yang mengikuti puncak peringatan Harganas secara hybrid dari gedung Pusdalops mengungkapkan bahwa angka stunting di Ponorogo turun cukup signifikan yakni di kisaran 20 persen. Lebih rendah dibandingkan angka stunting di Jawa Timur yang berada di 23,5 persen.
‘’Ponorogo pelan-pelan akan terbebas dari stunting,’’ kata Bunda Rita –sapaan Wakil Bupati Lisdyarita .

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Ponorogo Harjono menjelaskan bahwa penanganan stunting mulai dari hulu. Pihaknya bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama Ponorogo melalui kantor urusan agama (KUA) di setiap kecamatan.
‘’Kerja samanya dalam bentuk penerbitan sertifikat Elsimil,’’ terang Harjono.
Elsimil merupakan aplikasi elektronik siap nikah dan hamil bagi calon pengantin saat hendak mendaftar nikah di KUA. Melalui aplikasi itu akan diketahui apakah calon berisiko atau tidak berisiko melahirkan bayi stunting.
‘’Ada empat variabel yang ditanyakan, yaitu umur, status gizi, perilaku merokok, dan berat badan,’’ ungkap Harjono. (kominfo/fad/hw)