TIDAK lagi terbantahkan bahwa gelaran Grebeg Suro 2022 menjadi pengungkit kuat perputaran roda ekonomi di Ponorogo pasca pandemi Covid-19. Perputaran uang bertambah, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mendapat ruang gerak, dan terbukanya lapangan kerja. Pelaku bisnis besar seperti pengusaha hotel dan restoran juga merasakan manfaat dari pelaksanaan 52 kegiatan selama grebeg serta peringatan Hari Jadi ke-526 Kabupaten Ponorogo itu.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sempat terheran-heran ketika mendapati penjualan tiket Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) tembus nominal Rp 70 juta dalam semalam. Selain itu, terbukanya 1,1 juta lapangan kerja di sektor pariwisata kreatif.
‘’Belum lagi dari penjualan produk UMKM,’’ kata Sandiaga Uno tatkala menyaksikan langsung FNRP pada Rabu (27/7/2022) malam.

Menurut Menparekraf, gaung Grebeg Suro akan lebih mendunia setelah Ponorogo masuk jaringan kota kreatif UNESCO (UNESCO Creative Cities Network/UCCN). Promosi produk UMKM, pertunjukan seni budaya, dan wahana wisata akan menyebar ke 295 kota dari 90 negara.
‘’Tahun ini kita akan persiapkan dan usulkan Ponorogo menjadi bagian dari jaringan kota kratif UNESCO,’’ janji Sandiaga Uno.
Manfaat ekonomi dari Grebeg Suro juga dirasakan Heru Saputro, penjual es teh kemasan gelas plastik. Laki-laki berusia 47 tahun itu setidaknya mampu membawa pulang uang Rp 500 ribu yang nyaris separo merupakan pendapatan bersih. Heru yang sehari-hari buruh serabutan selalu memanfaatkan momentum Grebeg Suro untuk berjualan minuman.
‘’Dua tahun tidak dapat berjualan di acara festival reog karena pandemi,’’ ungkapnya.
Senada diungkapkan Didik Nur Cahyo, pedagang maninan anak-anak yang sengaja mangkal di Alun-Alun Ponorogo. Bermodalkan barang dagangan senilai Rp 200 ribu, Didik mampu menangguk untung dua hingga tiga lipat dalam sehari.
‘’Saya biasanya keliling ke sekolah-sekolah. Sehari habis kalau berjualan di Grebeg Suro, tahun depan mudah-mudahan ada lagi,’’ harapnya. (kominfo/win/hw)