MENAKAR keserasian anatomi seekor kambing berdasarkan selusin kriteria penilaian. Sebanyak 250 ekor kambing Peranakan Etawa (PE) ras Kaligesing mengikuti kontes di lapangan Kodim Kodim 0802 Ponorogo. Peserta berdatangan dari seantero daerah di Pulau Jawa dan sebagian Sumatra. “Terdapat lima kelas yang dilombakan mulai A sampai E. Masing-masing kelas terdiri pejantan dan betina sehingga ada 10 season penilaian,” kata Siswanto, ketua penyelenggara, kepada PNG.go.id, Minggu (8/8/2022).
Pihaknya sengaja mendatangkan 13 dewan juri guna menjaga objektivitas. Juri mengacu 12 kriteria penilaian dari Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI) dalam kontes berskala nasional yang merebutkan Piala Bupati Ponorogo itu. “Tingkat persaingan sangat ketat karena mayoritas kambing PE peserta kontes bagus-bagus,” terang Siswanto.
Kambing PE ras Kaligesing berasal dari salah satu kecamatan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Jenis kambing yang identik dengan postur tinggi besar, bertelinga panjang, kepala nonong, serta warna khas hitam dan putih. PE ras Kaligesing juga dikenal sebagai kambing molek dwiguna karena mampu menghasilkan susu dan daging. Di antara 12 kriteria yang dinilai dewan juri adalah postur, bentuk kepala, telinga, pola warna, rewos atau bulu belakang, rambut, leher atau gelambir, tanduk, ekor, kaki, dan testis.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi mengatakan, penyelenggaraan kontes kambing PE ras Kaligesing untuk mendukung para peternak. Dia berharap event itu digelar rutin setiap tahun bersamaan gelaran Grebeg Suro dan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo. “Nilai ekonominya tinggi karena harga seekor kambing peranakan Etawa dapat mencapai puluhan sampai ratusan juta rupiah,” jelas Judha saat penyerahan piala kepada pemenang kontes, Minggu (8/8/2022) malam. (kominfo/win/hw)