BANGUNAN rumah tergolong tidak layak huni jika masih beralaskan tanah. Pemkab Ponorogo selama ini getol melakukan plesterisasi lantai rumah penduduknya agar menjadi hunian yang layak. Dari jumlah awal 17.000 rumah yang berlantai tanah setahun lalu, kini tersisa sekitar 7.000 hunian belum diplester. ‘’Kami gandeng sejumlah pihak untuk mendukung program plesterisasi,’’ kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Minggu (28/8/2022).
Pihaknya menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Ponorogo saat merealisasikan program plesterisasi 176 rumah di Kecamatan Slahung. Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko– berharap lembaga pengelola zakat lainnya di Ponorogo juga melakukan hal yang sama. Plesterisasi termasuk program riil yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. ‘’Masih ada ribuan rumah di Ponorogo yang lantainya belum diplester,’’ jelasnya.

Kang Bupati harus berhitung cermat ketika mendapati data belasan ribu rumah di Ponorogo yang lantainya belum tersentuh plesteran semen. Kekuatan anggaran pemerintah hanya mampu menyokong plesterisasi 1.000 rumah setahun. ‘’Butuh waktu selama sepuluh tahun untuk menuntaskan program plesterisasi itu. Perlu gerakan gotong royong,’’ tegasnya.
Sementara itu, Ketua Baznas Ponorogo KH Kholid Ali Husni mengungkapkan bahwa bantuan plesterisasi lantai 176 rumah itu menyebar di 22 desa di Kecamatan Slahung. Setiap penerima manfaat mendapatkan jatah senilai Rp 1,5 juta berupa 18 sak semen dan 2,5 kubik pasir. ‘’Bantuan ini sifatnya stimulus, pengerjaan plesterisasi dilakukan gotong royong oleh warga sekitar,’’ ungkap Gus Kholid yang juga Wakil Ketua PCNU Ponorogo itu. (kominfo/win/hw)