Wajib Siaga Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, Mulai Curah Hujan Ekstrem hingga Kekeringan

SEDIA payung sebelum kehujanan atau kepanasan. Seluruh pihak harus peka terhadap ancaman bencana hidrometeorologi. Butuh pemahaman yang lebih baik tentang risiko berikut antisipasi bencana alam berupa curah hujan ekstrem, angin kencang, puting beliung, banjir, longsor, dan kekeringan itu.

‘’Bencana alam tidak bisa direncanakan dan datangnya pun sulit diprediksi. Kita harus siaga bersama-sama,’’ kata Bupati Ponorogo usai memimpin Apel Gabungan Siaga Bencana Hidrometeorologi di Alun-alun setempat, Selasa (18/10).

Kesiagaan terhadap bencana hidrometerologi menganut konsep pentahelix atau multipihak yang melibatkan personel BPBD, dinas kesehatan, dinas perhubungan, dinas sosial, PMI, RSUD, pemadam kebakaran, TNI, Polri, serta relawan. Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko—mengungkapkan bahwa ada 350 personel yang siap sedia melakukan tindakan cepat dalam keadaan darurat. ‘’Seluruh armada dan peralatan pendukung juga sudah disiagakan,’’ jelasnya.

Gedung Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) yang semula untuk penanggulangan penyebaran COVID-19 bakal difungsikan untuk posko terpadu tanggap bencana. Dengan begitu akan memjdahkan koordinasi lintas sektor dalam merumuskan kebijakan yang tepat dan cepat. ‘’Jangan sampai bencana mendahului kita, maka mitigasi (upaya menekan risiko) penting dilakukan,’’ tegasnya. (kominfo/fad/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*