KEDEPANKAN prinsip menghindari bahaya. Ratusan jiwa yang terdampak longsor di Desa Talun Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo seyogianya bedhol kampung. Pemerintah Desa (Pemdes) setempat sudah menyiapkan lahan seluas 3.000 meter persegi di Dusun Sidomukti untuk relokasi hunian. ‘’Untuk tahap awal membangun 19 rumah dulu,’’ kata Kepala Desa Talun Waroto kepada PNG.go.id, Senin (13/11/2022).
Menurut dia, relokasi menjadi pilihan yang sulit ditawar. Sebab, bukan sekali dua bencana hidrometeorologi berujud tanah longsor melanda pemukiman 261 jiwa penduduk –terdiri 180 penduduk dewasa, 13 balita, 64 lansia, dan empat penyandang disabilitas—di dua dusun itu. Apalagi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah menetapkan Dusun Putuk dan Dusun Krajan sebagai zona merah, pada 2017 lalu. ‘’Relokasi dilakukan bertahap, lahan yang tersedia masih luas,’’ terang Waroto.
Setiap kepala keluarga (KK) bakal mendapat jatah bangunan hunian seluas 35 meter persegi (5×7 meter) dengan luasan tanah 80 meter persegi (8×10 meter). Relokasi korban terdampak longsor itu dilakukan secara swadaya oleh Pemdes Talun. Lokasinya berada di sebelah selatan titik longsor dengan jarak sekitar tiga kilometer. Waroto berani memastikan pemukiman baru itu masuk dalam zona hijau. ‘’Karena sering hujan, pembangunan rumah belum dapat dimulai. Hari Minggu kami kerahkan 400 masyarakat berkerja bakt, menguruk jalan yang becek,’’ terangnya.
Keseharian wrga terdampak longsor di Desa Talun mulai beraktivitas seperti biasa. Namun, mereka tidak dianjurkan pulang. Melainkan menumpang tidur di rumah keluarganya yang lebih aman. ‘’BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Ponorogo terus melakukan pemantauan,’’ ungkap Waroto. (kominfo/win/hw)