Peringati Hari Ibu, Kebaya Senasib Seperjuangan dengan Reyog Ponorogo

SEKALI merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Peringatan Hari Ibu 2022 berasa spesial di Ponorogo lantaran Bupati Sugiri Sancoko menginstruksikan para aparatur sipil negara (ASN) perempuan berkebaya selama empat hari terhitung mulai tanggal 19 hingga 22 Desember. Tanggal 22 Desember menjadi Peringatan Hari Ibu menandai gelaran Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Jogjakarta.

‘’Selaras dengan tema peringatan Hari Ibu tahun ini, yaitu ‘’Perempuan Berdaya Indonesia Maju,’’ kata Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko—selepas upacara peringatan Hari Ibu di halaman Pendopo Pemerintahan Kabupaten Ponorogo, Kamis (22/12/2022).

Lantas, apa hubungan Hari Ibu dengan kebaya? Kebaya ternyata senasib sepenanggungan dengan Reyog Ponorogo karena sama-sama tengah diperjuangkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Sebelumnya, empat negara Asia Tenggara (Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand) berencana mengklaim kebaya ke organisasi pendidikan keilmuan dan kebudayaan milik PBB itu dengan skema multi-nomination, pada Maret 2023.

‘’Apakah kita rela warisan budaya adi luhung nenek moyang diklaim negara lain? Sudah benar langkah Pemerintah Indonesia mengajukan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO lewat mekanisme single nominations,’’ tegas Kang Bupati.

Selain kebaya, saat ini Indonesia masih memiliki tiga berkas non-aktif warisan budaya tak benda yang antre untuk didaftarkan ke UNESCO. Yaitu, reyog, tenun, dan tempe serta satu berkas aktif yakni budaya sehat jamu. ‘’Indonesia kaya raya dengan warisan budaya, Reyog Ponorogo masih menunggu pengakuan dari UNESCO,’’ ungkap Kang Bupati. (kominfo/fad/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*