LEBIH bijak sedari dini memahami risiko dampak bencana yang mungkin terjadi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mulai turun gunung menyosialisasikan mitigasi bencana itu kepada kalangan pelajar. ‘’Bencana itu dapat berupa bencana alam atau bencana akibat ulah manusia, maupun gabungan dari keduanya,’’ kata Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo Henry Indra Wardhana saat menyampaikan sosialisasi di depan ratusan pelajar SMAN 2 Ponorogo, Senin (9/1/2022).
Menurut dia, mitigasi bencana bukan semata cara menghindar dan menyelamatkan diri jika bencana terjadi sewaktu-waktu. Melainkan tersedianya cukup informasi dan peta kawasan rawan bencana berikut kategorinya. ‘’Masyarakat perlu memiliki pemahaman menghadapi bencana, termasuk upaya mengurangi ancaman yang akan muncul,’’ terang alumnus SMAN 2 Ponorogo itu.

Henry berharap para pelajar mampu menyampaikan upaya penanggulangan bencana di tempat tinggal masing-masing. Sempat pula disinggung dalam sosialisasi tentang bencana hidrometeorologi yang terdiri kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas. ‘’Yang lebih sering terjadi adalah banjir, kebakaran, dan gempa,’’ ungkapnya.
BPBD Ponorogo berencana melakukan sosialisasi ke wilayah rawan bencana. Tidak menutup kemungkinan, simulasi bakal langsung digelar di tempat. Henry juga mengungkapkan perlunya kerja sama dengan pihak terkait dalam penataan kawasan rawan bencana untuk mengurangi ancaman. ‘’Mengurangi risiko bencana dapat melalui pembangunan fisik maupun penyadaran,’’ jelasnya. (kominfo/win/hw)