PEMERINTAH selalu hadir di samping pekerja migran Indonesia (PMI). Sebelum bekerja di luar negeri, calon PMI (CPMI) menjalani orientasi pra pemberangkatan (OPP). “Sebagai salah satu bentuk perlindungan kepada CPMI ,” kata Kepala Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Ponorogo Joko Setiawan, Rabu (10/5-2023).
OPP digelar setiap Rabu di Aulia Disnaker Ponorogo. Jose —sapaan Joko Setiawan—saat menjadi pemateri OPP meminta 39 CPMI benar-benar meluruskan niat. Mereka diminta tidak membuat masalah di luar negeri sehingga gagal meraih cita-cita awal. “Jangan mencari selingan sehingga menjadi PMI yang gagal,” tegasnya.

Jose menyampaikan bahwa OPP adalah tahapan awal sebelum CPMI berangkat. Materi yang disampaikan meliputi peraturan perundang-undangan, pengenalan adat budaya, penyelesaian apabila terjadi masalah, serta pembinaan mental dan kepribadian. “Ini wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap CPMI mulai dari sebelum, selama, dan sesudah mereka menjadi PMI,” jelasnya.
Para CPMI sempat diminta memeriksa keabsahan perseroan terbatas (PT) yang memberangkatkan mereka. Kelengkapan administrasi juga tidak luput dari perhatian. “Apakah sudah ada izin suami atau orang tua bagi yang belum menikah. Penulisan nama sudah benar,” tanya Jose.
Sebanyak 39 CPMI yang mengikuti OPP itu mayoritas hendak bekerja di Taiwan. Sebagian yang lain memilih negara tujuan Hongkong dan seorang lagi ingin mengadu nasib di Malaysia. Disnaker Ponorogo rutin melaksanakan OPP seminggu sekali dengan rata-rata jumlah peserta 30 CPMI. (kominfo/fad/hw)