SAMPAH kini menjadi benda berharga di Desa Tegalsari Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo. Itu setelah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang melaksanakan kuliah kerja nyata tematik (KKNT) mengenalkan metode ecobricks dalam mengolah sampah plastik. “Diawali dengan memilah sampah rumah tangga antara yang organik dan anorganik, “ kata Cherlie, koordinator KKNT IPB di Desa Tegalsari sekaligus penanggung jawab program.
Metode ecobricks awalnya mencacah sampah plastik lalu memadatkan dan mengeraskannya ke dalam botol sehingga menjadi bata ramah lingkungan. Program Studi Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan di IPB melakukan inovasi membuat bantal ecobricks dari cacahan plastik itu.

Mahasiswa KKNT menggandeng ibu-ibu anggota PKK dari 16 RT untuk mengumpulkan plastik bekas bungkus detergen, minyak, kopi, dan mi instan. Pelatihan digelar di Balai Desa Tegalsari, pada tanggal 8 Juli 2023. Peserta pelatihan lebih dulu menggunting sampah plastik menjadi lembaran kecil. “Dicampur dakron untuk isian bantal ecobricks,” terang Cherlie.
Menurut dia, ada manfaat ganda dari pengolahan sampah plastik menjadi bantal ecobricks. Selain mendapatkan nilai ekonomis, juga sebagai upaya pelestarian lingkungan. Sebab, plastik limbah rumah tangga selama ini dibakar atau dibuang ke sungai. “Bantal ecobricks hasil kreasi peserta pelatihan akan ikut Tegalsari Expo yang memamerkan seluruh produk dari program KKNT,” ungkap Cherlie.
Pihaknya melihat Desa Tegalsari sebagai jujugan wisata religi memiliki potensi pemasaran lebih. Badan usaha milik desa (BUMDes) juga bakal ambil bagian memasarkan bantal ecobricks itu. (KIM tegalsari/kominfo)