Tampilkan Suasana Tempo Dulu, Ponorogo Rikolo Semono Tergelar Dua Pekan di Alun-Alun


EVENT unik bakal dihelat di Alun-Alum Ponorogo selama dua pekan. Titelnya “Ponorogo Rikolo Semono” yang menampilkan suasana masa lampau. Wakil Bupati (Wabup) Ponorogo Lisdyarita memantau kesiapan venue di alun-alun, Rabu (20/9/2023). “Mengenang masa lalu ketika kita kecil, maka dikonsep zaman dahulu. Di sisi lain untuk meningkatkan perekonomian,’’ kata Bunda Lisdyarita.


Acara pembukaan sesuai rencana berlangsung Jumat (22/9/2023) malam dengan shollawatan bersama Habib Abdul Qodir. Sore sebelum acar pembukaan, digelar dolanan bocah tempo dulu. Panitia menyusun 10 item acara selama
dua pekan hingga malam penutupan, pada 30 September 2023.

FOTO : ERWIN SUGANDA/KOMINFO PONOROGO
PANTAU : Wakil Bupati Ponorogo Lisdyarita memantau persiapan stand Ponorogo Rikolo Semono di Alun-Alun, Rabu (20/9/2023).


Wabup Lisdyarita mengajak masyarakat ikut memeriahkan Ponorogo Rikolo Semono dengan datang langsung ke alun-alun. Panitia sudah menyiapkan puluhan stand untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta sejumlah instansi yang memajang benda tempo dulu. ‘’Di stand saya nanti tersedia menu tempo dulu secara gratis,’’ ungkap Bunda Lisdyarita.


Sementara itu, Ketua Panitia Ponorogo Rikolo Semono Muhamad Ilham mengatakan, selama event berlangsung juga tergelar kesenian tempo dulu setiap malam. Di antaranya, gamelan cokekan, reog obyok,seni kucingan, rock kawak, musik keroncong, gambus, angklung, pentas ludruk, dan ketoprak humor. “Sesuai tema event, semua acara yang ditampilkan bernuansa zaman dulu,” terang Ilham.


Menurut dia, ide Ponorogo Rikolo Semono datang dari Bupati Sugiri Sancoko. Dengan mengusung konsep jadul lengkap dengan gelaran pasar malam. “Kami menyiapkan 40 stand, adanya pasar malam juga akan menambah kesan zaman dulu,” jelas Ilham yang juga Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ponorogo itu.


GP Ansor sengaja terlibat dalam kepanitiaan karena salah satu yang diperjuangkan oleh Nahdlatul Ulama beserta badan otonomnya adalah merawat atau nguri-nguri tradisi. Ilham juga menegaskan bahwa penyelenggaraan Ponorogo Rikolo Semono tanpa dukungan dana dari APBD. ‘’Ketika muncul konsep Ponorogo Rikolo Semono, kami langsung menanggapi dan ikut dalam kepanitiaan,’’ ujar Ilham. (kominfo/win/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*