Orkes Keroncong Wilujeng Tampil di Ponorogo Rikolo Semono, Bupati Sugiri Lantunkan Mawar Biru

KURANG lengkap jika event Ponorogo Rikolo Semono tanpa alunan musik keroncong. Orkes Keroncong Wilujeng ikut naik panggung hingga suasana tempo dulu kental terasa di Alun-Alun Ponorogo, Selasa (26/9/2023) malam. Sederet lagu yang pernah hits pada masa keemasan musik keroncong era 1950 hingga 1970-an mengalun merdu.


Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ikut menyumbangkan lagu berjudul Mawar Biru bergenre langgam keroncong. Momen yang langka ketika pemusik yang memainkan instrumen biola, gitar, cello, ukulele, dan kontrabas dengan vokalis seorang bupati berada dalam satu panggung. ‘’Keroncong memang bukan asli Indonesia tetapi memiliki ciri permainan yang agak mirip dengan gamelan,’’ kata Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik (PIKP) Dinas Komunikasi Informatika (Kominfo) dan Statistik Ponorogo Alim Nor Faizin.

FOTO : ERWIN SUGANDA/KOMINFO PONOROGO
NOSTALGIA : Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyanyikan lagu berjudul Mawar Biru dengan iringan Orkes Keroncong Wilujeng, Selasa (26/9/2023).


Alat musik cello dimainkan seperti permainan kendang, sedangkan kontrabas menyerupai gong. Dalam musik keroncong, alat musik selain biola dan flute dimainkan secara bersahutan seperti gamelan. Selain itu, penyanyi keroncong dalam olah vokalnya banyak meniru suara pesinden. ‘’Lagu keroncong sering diputar di radio pada masa keemasannya dulu. Mengingatkan kepada masyarakat bahwa ada genre musik yang pernah digandrungi dan populer waktu itu, yaitu keroncong,’’ terang Alim.


Menurut dia, gelaran Ponorogo Rikolo Semono selama dua pekan mampu memberikan hiburan segar bagi masyarakat. Selain bernostalgia dalam suasana dekade 1960 hingga 1990-an, event yang digagas Bupati Sugiri Sancoko itu menjadi pengungkit gerak roda perekonomian. Para seniman juga mendapatkan panggung untuk unjuk kebolehan. ‘’Eventnya mengangkat tema tempo dulu, masyarakat diajak ikut mengingat kenangan mereka. Benda-benda yang dipamerkan di beberapa stand ikut mewakili perjalanan zaman, termasuk busana surjan lurik,’’ jelasnya.


Masih kata Alim, personel Orkes Keroncong Wilujeng terdiri dari para musisi lokal. Mereka berasal dari berbagai kalangan yang memilih genre musik asli Portugis itu. Orkes ini juga kerap tampil di sejumlah acara hingga ikut menjamin musik kroncong tidak lapuk dimakan zaman. (kominfo/win/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*